Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta masyarakat di Pulau Flores dan Lembata agar melakukan vaksinasi terhadap anjing peliharaan karena hingga saat ini wilayah itu masih belum dinyatakan bebas dari penyakit rabies.
"Pulau Flores dan Lembata masih belum bebas rabies, sehingga setiap tahun pemerintah pusat membantu NTT dalam penanganan rabies di Pulau Flores," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Johana Lisapali ketika dihubungi di Kupang, Sabtu, (27/5/2023).
Ia mengatakan bantuan yang diberikan tentu belum bisa mengatasi penularan rabies di Pulau Flores karena jumlah populasi dengan vaksin yang dialokasikan belum memadai.
Menurut dia upaya penanganan rabies di Pulau Flores dan Lembata harus dilakukan secara bersama dengan melibatkan berbagai pihak sebagai sumber pendanaan sehingga memudahkan pemerintah di Pulau Flores dalam melakukan pengadaan vaksin guna mengendalikan penularan rabies.
"Penanganan rabies di Flores tidak bisa hanya dilakukan pemerintah tetapi perlu dukungan pihak lain untuk membantu pengadaan vaksin sebagai dukungan vaksinasi terhadap anjing-anjing peliharaan warga," kata Johana Lisapali.
Dia mengatakan Pemerintah Provinsi NTT secara rutin melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Balai Besar Veteriner Denpasar untuk (BBV) melakukan surveilans dan monitoring terhadap penyebaran rabies di Flores dan Lembata.
"Surveilans dilakukan Balai Besar Veteriner sangat penting apakah di Pulau Flores dan Lembata sudah bebas dari rabies atau belum karena hal itu merupakan kewenangan BBV," kata Johana Lisapali.
Menurut dia apabila pemerintah kabupaten di Pulau Flores dan Lembata keterbatasan anggaran dalam pengadaan vaksin maka bisa menggunakan dana desa sebagai anggaran pengadaan vaksin.
"Dana desa sudah bisa digunakan untuk mengatasi kasus-kasus yang erat kaitanya dengan bahaya terhadap keselamatan jiwa manusia yang bisa berujung pada kematian," kata Johana Lisapali.
Johana Lisapali mengaku sangat optimis kasus rabies di Pulau Flores dan Lembata bisa teratasi apabila semua pihak seperti pemerintah kabupaten, pemerintah desa, pemerintah provinsi maupun pusat untuk bersama-sama mengalokasikan anggaran untuk pengadaan vaksin rabies.
Baca juga: Dokter imbau warga Flores waspadai gigitan anjing rabies
Baca juga: Distan Sikka beri vaksinasi rabies pada 2.542 HPR
"Pulau Flores dan Lembata masih belum bebas rabies, sehingga setiap tahun pemerintah pusat membantu NTT dalam penanganan rabies di Pulau Flores," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Johana Lisapali ketika dihubungi di Kupang, Sabtu, (27/5/2023).
Ia mengatakan bantuan yang diberikan tentu belum bisa mengatasi penularan rabies di Pulau Flores karena jumlah populasi dengan vaksin yang dialokasikan belum memadai.
Menurut dia upaya penanganan rabies di Pulau Flores dan Lembata harus dilakukan secara bersama dengan melibatkan berbagai pihak sebagai sumber pendanaan sehingga memudahkan pemerintah di Pulau Flores dalam melakukan pengadaan vaksin guna mengendalikan penularan rabies.
"Penanganan rabies di Flores tidak bisa hanya dilakukan pemerintah tetapi perlu dukungan pihak lain untuk membantu pengadaan vaksin sebagai dukungan vaksinasi terhadap anjing-anjing peliharaan warga," kata Johana Lisapali.
Dia mengatakan Pemerintah Provinsi NTT secara rutin melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Balai Besar Veteriner Denpasar untuk (BBV) melakukan surveilans dan monitoring terhadap penyebaran rabies di Flores dan Lembata.
"Surveilans dilakukan Balai Besar Veteriner sangat penting apakah di Pulau Flores dan Lembata sudah bebas dari rabies atau belum karena hal itu merupakan kewenangan BBV," kata Johana Lisapali.
Menurut dia apabila pemerintah kabupaten di Pulau Flores dan Lembata keterbatasan anggaran dalam pengadaan vaksin maka bisa menggunakan dana desa sebagai anggaran pengadaan vaksin.
"Dana desa sudah bisa digunakan untuk mengatasi kasus-kasus yang erat kaitanya dengan bahaya terhadap keselamatan jiwa manusia yang bisa berujung pada kematian," kata Johana Lisapali.
Johana Lisapali mengaku sangat optimis kasus rabies di Pulau Flores dan Lembata bisa teratasi apabila semua pihak seperti pemerintah kabupaten, pemerintah desa, pemerintah provinsi maupun pusat untuk bersama-sama mengalokasikan anggaran untuk pengadaan vaksin rabies.
Baca juga: Dokter imbau warga Flores waspadai gigitan anjing rabies
Baca juga: Distan Sikka beri vaksinasi rabies pada 2.542 HPR