Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memetakan sejumlah wilayah yang masuk dalam rawan banjir dan tanah longsor.

"Kami mengacu pada peta rawan bencana yang ada dalam dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) dengan langkah mitigasi yang sudah kami lakukan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumba Timur Yonatan Marawali dari Waingapu, Sumba Timur, Selasa, (6/2/2024)..

Berdasarkan peta KRB, daerah rawan banjir dan longsor banyak terjadi di wilayah selatan Sumba Timur, seperti Kecamatan Karera, Ngadu Ngala, Paberiwai, Mahu, dan Tabundung. Banjir juga terjadi di Kecamatan Wula Waijelu dan Kambera.

Yonatan mengatakan informasi cuaca dari BMKG telah disebarluaskan kepada para camat, lurah, dan kepala desa, untuk diteruskan kepada masyarakat.

Ia meminta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melakukan berbagai langkah mitigasi seperti membersihkan sampah di saluran air atau selokan agar tidak ada sampah yang menumpuk dan menghambat jalan air ketika hujan deras.

BPBD Sumba Timur juga mengimbau masyarakat untuk memangkas pohon atau dahan yang mudah rapuh, lalu memperbaiki atap rumah yang rusak.

Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) rawan bencana, kata Yonatan, terus dilakukan, khususnya pada daerah rawan bencana.

Ada beberapa grup sosial media (sosmed) yang menjadi sarana penyebarluasan informasi, sehingga kondisi cuaca dan peringatan dini terkini dapat langsung diketahui oleh masyarakat.

"Kami memastikan informasi peringatan dini yang bersumber dari BMKG tersampaikan ke seluruh masyarakat," ucapnya.

Baca juga: BMKG ingatkan warga NTT waspada bencana akibat hujan lebat
Baca juga: KPU Flores Timur siapkan skenario tps khusus di lokasi bencana Lewotobi
Baca juga: BPGMBGT ingatkan masyarakat waspadai pergerakan tanah pada musim hujan




 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD petakan kawasan rawan banjir dan longsor di Sumba Timur

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024