Lewoleba (ANTARA) -
Pemerhati Rabies yang merupakan Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata di Nusa Tenggara Timur (NTT) Dokter Asep Purnama mengingatkan warga untuk mengetahui langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan pada korban gigitan anjing.
 
"Yang paling pertama cuci luka gigitan dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau detergen selama 15 menit," kata Dokter Asep ketika dihubungi dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, Senin, (3/6/2024).
 
Ia mengatakan pengetahuan mendasar ini menjadi hal paling penting yang harus diketahui oleh masyarakat umum sehingga bisa melakukan pertolongan pertama pada korban kasus gigitan anjing.
 
Apabila luka telah dicuci, korban harus segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
 
Langkah terakhir, dapatkan vaksin antirabies (VAR) atau serum antirabies (SAR) sesuai petunjuk petugas kesehatan.
 
Ia menerangkan jika terjadi gigitan, virus akan masuk melalui liur dan melakukan replikasi di tempat gigitan.
 
Virus rabies itu akan menginfeksi saraf atau sistem saraf perifer, kemudian bergerak secara retrograde.
 
Selanjutnya virus melakukan replikasi dan bergerak ke atas menuju otak.
 
Kemudian virus menginfeksi otak lalu bergerak dari otak melalui saraf menuju ke beberapa jaringan seperti mata,ginjal, dan kelenjar air liur.
 
Oleh karena itu, luka gigitan harus segera dicuci karena luka yang risiko tinggi akan membuat perjalanan virus ke otak lebih cepat.
 
Selanjutnya SAR diberikan agar bisa segera menahan atau menetralkan virus sehingga tidak sampai berlanjut replikasi ke sistem saraf pusat.
 
"Sedangkan untuk menghindari ancaman rabies, pemilik anjing harus menjadi pemilik yang bertanggung jawab, pastikan vaksinasi rabies rutin setiap tahun, serta jangan biarkan anjing berkeliaran," ucapnya.
 
Dokter Asep menyampaikan rabies sedang mengancam di Pulau Flores, Lembata, dan Timor.
 
Ada kasus kematian masing-masing satu kasus di Nagekeo pada 26 Mei, satu kasus di Atambua pada 27 Mei, satu kasus di Kupang pada 28 Mei, serta satu kasus di Lembata pada 31 Mei 2024.
 
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Klementina Dawo mengatakan telah menerima informasi terkait kematian warga yang menunjukkan gejala rabies di Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan.
 
Ia menyebut korban tersebut mendapatkan gigitan anjing satu tahun yang lalu.

Baca juga: Pemkab Nagekeo vaksinasi 11.632 ekor hewan penular rabies
 
Pihaknya pun melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo untuk mengobservasi lebih lanjut kasus tersebut.

Baca juga: Distan Kota Kupang jemput bola layani vaksinasi rabies
 
"Untuk tahun ini belum ada sampel otak anjing yang dikirim ke laboratorium," ucapnya.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024