Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan distribusi air ke wilayah yang rentan kekeringan sebagai upaya penanganan bencana di musim kemarau.

"Kami distribusi duluan ke daerah yang paling rentan kekeringan air," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Jumat, (12/7/2024).

Daerah yang paling rentan kekeringan air berada di Kecamatan Hawu Mehara yang terdiri atas 10 desa.

Selanjutnya, ada 10 desa di Kecamatan Liae, 9 desa di Kecamatan Sabu Barat, 8 desa di Kecamatan Sabu Tengah, dan 10 desa di Kecamatan Sabu Timur.

Untuk Kecamatan Raijua, pihaknya tengah berkoordinasi dengan mitra BPBD yang memiliki tangki untuk mendistribusikan bantuan air.

"Karena tangki BPBD hanya bisa untuk lima kecamatan di daratan Sabu," ucapnya.

Di tengah ancaman kekeringan saat musim kemarau, BPBD Kabupaten Sabu Raijua mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar hemat dan bijak menggunakan air untuk kebutuhan air minum, mandi, dan cuci.

Untuk menyiram tanaman, ia menyarankan warga menggunakan air limbah cucian.

"Kalau air kurang, info ke kami agar kami distribusi air, intinya air dipakai bersama, tidak boleh kikir," katanya.

BPBD Kabupaten Sabu Raijua sedang mengusulkan bantuan sumur bor dan tandon air ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga: Sabu Raijua keluarkan imbauan antisipasi angin kencang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut seluruh wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.

Baca juga: PLN NTT promosikan UMKM binaannya di Sabu Raijua

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Sti Nenotek mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dampak dari cuaca yang bersifat kering saat ini.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024