Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), masih melakukan pendataan ulang terhadap desa atau kelurahan yang mengalami kekeringan pada puncak musim kemarau tahun 2024 ini.
"Untuk sementara ini tim kami sedang melakukan investigasi ulang desa/kelurahan yang mengalami kekeringan. Mudah-mudahan tidak sebanyak tahun 2023 lalu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Timor Tengah Utara Nule Octo, Senin (9/9).
Ia mengatakan hal itu terkait adanya laporan mengenai bencana kekeringan di wilayah yang berbatasan darat dengan Negara Timor Leste itu dan langkah-langkah penanganan.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa desa-desa atau kelurahan yang ada pada 21 kecamatan di wilayah itu masuk kategori siaga kekeringan dan tiga kecamatan lainnya masuk kategori waspada kekeringan.
Menurut Nule Octo, penanganan bencana kekeringan di daerah itu telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir ini melalui penyediaan air bersih bagi warga yang mengalami kesulitan air bersih.
Baca juga: BPDB sebut program sumur bor dapat atasi kekeringan
Baca juga: BMKG : 225 kecamatan di NTT siaga kekeringan
"Penanganan jangka pendek adalah BPBD telah melayani penyediaan air bersih dengan menggunakan tangki air yang dimiliki oleh BPBD dan berkoordinasi dengan instansi terkait yang memiliki tangki air," katanya.
Namun, kata dia, penanganan oleh tim di lapangan masih menggunakan data siap siaga tanggap darurat tahun 2023 yaitu 167 desa/kelurahan dari 197 Desa/ kelurahan yang ada di daerah itu.
"Mudah-mudahan dengan pendataan ulang ini, desa yang mengalami kekeringan bisa berkurang karena ada beberapa desa sudah mengalokasikan Dana Desa untuk mengatasi kekeringan, terutama penyediaan air bersih," katanya.
"Untuk sementara ini tim kami sedang melakukan investigasi ulang desa/kelurahan yang mengalami kekeringan. Mudah-mudahan tidak sebanyak tahun 2023 lalu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Timor Tengah Utara Nule Octo, Senin (9/9).
Ia mengatakan hal itu terkait adanya laporan mengenai bencana kekeringan di wilayah yang berbatasan darat dengan Negara Timor Leste itu dan langkah-langkah penanganan.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa desa-desa atau kelurahan yang ada pada 21 kecamatan di wilayah itu masuk kategori siaga kekeringan dan tiga kecamatan lainnya masuk kategori waspada kekeringan.
Menurut Nule Octo, penanganan bencana kekeringan di daerah itu telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir ini melalui penyediaan air bersih bagi warga yang mengalami kesulitan air bersih.
Baca juga: BPDB sebut program sumur bor dapat atasi kekeringan
Baca juga: BMKG : 225 kecamatan di NTT siaga kekeringan
"Penanganan jangka pendek adalah BPBD telah melayani penyediaan air bersih dengan menggunakan tangki air yang dimiliki oleh BPBD dan berkoordinasi dengan instansi terkait yang memiliki tangki air," katanya.
Namun, kata dia, penanganan oleh tim di lapangan masih menggunakan data siap siaga tanggap darurat tahun 2023 yaitu 167 desa/kelurahan dari 197 Desa/ kelurahan yang ada di daerah itu.
"Mudah-mudahan dengan pendataan ulang ini, desa yang mengalami kekeringan bisa berkurang karena ada beberapa desa sudah mengalokasikan Dana Desa untuk mengatasi kekeringan, terutama penyediaan air bersih," katanya.