Kupang (ANTARA) - Komandan Korem 161/Wirasakti Brigjen TNI Joao Xavier Nunes memastikan kondisi keamanan di Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) perbatasan RI-Timor Leste dalam keadaan kondusif, setelah adanya aksi swiping yang dilakukan prajurit Yonif 744/SYB pascaseorang rekan mereka meninggal karena ditabrak.
"Kemarin sempat ada kesalahpahaman sedikit oleh prajurit Yonif 744, tapi namanya manusia, apalagi satu leting maka jiwa korsanya tinggi, tetapi saat ini kondisi di sana sudah aman," katanya di Kupang, Selasa, (17/9).
Hal ini disampaikan Danrem usai memimpin apel penyambutan kedatangan Satgas Pamtas RI-RDTL di Lantamal VII Kupang yang akan menggantikan personel yang sudah lama bertugas di perbatasan itu.
Komandan berbintang satu itu mengatakan bahwa meninggalnya Prada Yenjelmus Valeri Vatman di Atambua, karena ditabrak oleh pria mabuk yang mengendarai kendaraan bermotor.
Kejadian itu terjadi pada pukul 01.30 WITA waktu setempat, dan hal ini menurut seharusnya tidak terjadi jika mentaati aturan.
"Oleh karena itu belajar dari peristiwa ini tidak boleh lagi ada prajurit TNI AD yang berkeliaran pada malam hari," ujar dia.
Anggota TNI yang tertabrak itu, kata dia, kembali ke markas pada dini hari, padahal jam apel malam pukul 21.00 WITA dan jam 22.00 WITA anggota sudah harus beristirahat atau tidur.
Danrem menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan tanggung jawab dari Brigif 21/Komodo dan Kodam/IX Udayana, walaupun sejumlah prajurit TNI AD itu bertugas di wilayah hukum Korem 161/Wirasakti.
Dia mengatakan bahwa semua prajurit harus disiplin dan taat sesuai sumpah prajurit delapan wajib TNI yang sudah terdoktrin dalam diri masing-masing.
Dia berharap agar tidak ada lagi kejadian yang serupa, dan menurut dia, kejadian tersebut tidak harus terjadi jika taat pada aturan.
Baca juga: Danrem 161/WS cek sejumlah patok batas negara di perbatasan RI-RDTL
Saat ini jenazah Prada Yenjelmus Valeri Vatman sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di Kabupaten Manggarai.
Baca juga: Danrem tinjau Posko TNI di PLBN Mota Ain
"Saat ini juga penyelidikan juga masih terus berlangsung," ujar dia.
"Kemarin sempat ada kesalahpahaman sedikit oleh prajurit Yonif 744, tapi namanya manusia, apalagi satu leting maka jiwa korsanya tinggi, tetapi saat ini kondisi di sana sudah aman," katanya di Kupang, Selasa, (17/9).
Hal ini disampaikan Danrem usai memimpin apel penyambutan kedatangan Satgas Pamtas RI-RDTL di Lantamal VII Kupang yang akan menggantikan personel yang sudah lama bertugas di perbatasan itu.
Komandan berbintang satu itu mengatakan bahwa meninggalnya Prada Yenjelmus Valeri Vatman di Atambua, karena ditabrak oleh pria mabuk yang mengendarai kendaraan bermotor.
Kejadian itu terjadi pada pukul 01.30 WITA waktu setempat, dan hal ini menurut seharusnya tidak terjadi jika mentaati aturan.
"Oleh karena itu belajar dari peristiwa ini tidak boleh lagi ada prajurit TNI AD yang berkeliaran pada malam hari," ujar dia.
Anggota TNI yang tertabrak itu, kata dia, kembali ke markas pada dini hari, padahal jam apel malam pukul 21.00 WITA dan jam 22.00 WITA anggota sudah harus beristirahat atau tidur.
Danrem menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan tanggung jawab dari Brigif 21/Komodo dan Kodam/IX Udayana, walaupun sejumlah prajurit TNI AD itu bertugas di wilayah hukum Korem 161/Wirasakti.
Dia mengatakan bahwa semua prajurit harus disiplin dan taat sesuai sumpah prajurit delapan wajib TNI yang sudah terdoktrin dalam diri masing-masing.
Dia berharap agar tidak ada lagi kejadian yang serupa, dan menurut dia, kejadian tersebut tidak harus terjadi jika taat pada aturan.
Baca juga: Danrem 161/WS cek sejumlah patok batas negara di perbatasan RI-RDTL
Saat ini jenazah Prada Yenjelmus Valeri Vatman sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di Kabupaten Manggarai.
Baca juga: Danrem tinjau Posko TNI di PLBN Mota Ain
"Saat ini juga penyelidikan juga masih terus berlangsung," ujar dia.