Labuan Bajo (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengimbau pelaku wisata dan kapal lainnya yang berlayar di perairan Taman Nasional Komodo (TNK) untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang.
 
"Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG ada fenomena alam yaitu angin kencang selama satu minggu ke depan ini," kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto di Labuan Bajo, Kamis, (24/10).
 
Pemberitahuan kepada para nakhoda kapal dan nelayan telah disampaikan juga melalui Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal yang dikeluarkan pada 21 Oktober 2024. Dalam surat tersebut disebut gelombang tinggi dan angin kencang akan terjadi selama delapan hari yakni pada 22-29 Oktober 2024.
 
Untuk itu nakhoda juga diimbau menghindari perairan sekitar Pulau Kelor dan selatan Pulau Padar karena berpotensi gelombang tinggi dan angin kencang.
 
"Contohnya angin pada 22-27 Oktober nanti Kapal Pinisi jangan kembangkan layar, karena potensi angin tinggi, hanya pola angin itu belum sepenuhnya Musim Barat karena masih terjadi dalam waktu yang penting antara 1-2 jam saja sehingga KSOP tidak perlu menutup pelayaran secara keseluruhan," katanya.
 
Kendati demikian nakhoda diminta meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti perkembangan prakiraan cuaca terkini melalui laman resmi BMKG maupun media sosial resmi KSOP Kelas III Labuan Bajo.
 
"Para nakhoda harus bisa menyikapi, jangan memaksakan berlayar kalau ada arus atau gelombang tinggi berlindung dulu, karena periode untuk angin kencang tidak lama, itu yang saya harapkan," katanya.
 
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, nelayan, dan pelaku pariwisata yang beraktivitas di wilayah perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gelombang laut yang tinggi.
 
"Berdasarkan pantauan melalui radar maritim BMKG yang terpasang di perairan utara kepulauan Komodo, data kecepatan arus laut menunjukkan kategori sedang dengan kecepatan berkisar 0,25–0,50 m/s pada pagi hari dan meningkat pada siang hingga sore hari dengan kecepatan 0,50–1 m/s," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran.
 
Ia menambahkan potensi gelombang yang tinggi dapat membahayakan bagi aktivitas pelayaran dan wisata, terutama bagi kapal-kapal kecil dan kegiatan menyelam.
 
"Kami mengimbau masyarakat dan pelaku kegiatan maritim untuk selalu memantau informasi terkini mengenai cuaca dan kondisi laut dan disarankan untuk menghindari area dengan arus kuat dan mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum beraktivitas di laut," katanya.
 
Menanggapi surat pemberitahuan yang dikeluarkan KSOP Kelas III Labuan Bajo, Maria Patricia Christin Seran menjelaskan peringatan dini itu dikarenakan karena kecepatan arus laut saat ini yang dinilai cukup kencang, bahkan kecepatan riak arus laut itu juga terlihat jelas saat berada di pelabuhan atau pantai di sekitar Kota Labuan Bajo.
 
"Untuk tinggi gelombang tidak terlalu mengalami perubahan yaitu berkisar 0,5-1,25 meter di utara dan dapat mencapai 1,5 meter di perairan selatan," ungkapnya.
 
Ia menambahkan kecepatan arus yang cukup kencang dan terjadi sejak kemarin ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya suhu udara yang tinggi.
 
Suhu udara yang tinggi di wilayah Taman Nasional Komodo memiliki dampak langsung pada atmosfer dan lautan.
 
Ketika suhu permukaan laut meningkat, penguapan dari laut ke atmosfer juga meningkat dan ini berarti lebih banyak uap air yang naik ke atmosfer, membuat udara di atas permukaan laut menjadi lebih lembap dan panas, suhu dapat mempengaruhi kecepatan arus.

Baca juga: KSOP Labuan Bajo cek kesiapan kapal wisata hadapi kondisi darurat

Baca juga: KSOP Labuan Bajo gelar penyuluhan keselamatan pelayaran
Baca juga: Pelaku pariwisata diimbau waspadai gelombang tinggi di Labuan Bajo

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024