Kupang (ANTARA) - Salah seorang warga Desa Lewo Ingo di Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dilaporkan meninggal dunia setelah digigit anjing rabies.
"Saya lupa namanya. Kebetulan saya lagi tidak di kantor. Tetapi ada satu korban gigitan anjing yang meninggal di wilayah Kecamatan Titihena," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Flores Timur Sudirman Kia kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Jumat (9/8).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kasus rabies di Flores Timur di mana kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Flores itu merupakan salah satu daerah endemis rabies di Pulau Flores.
Ia mengatakan korban yang tergigit oleh anjing rabies itu tidak langsung dibawa ke Puskesmas untuk memeriksa luka gigitannya, sehingga saat diperiksa bisa langsung mendapatkan vaksin mencegah penyebaran virus.
Pria yang biasa disapa dengan sebutan Dir itu menambahkan sampai dengan saat ini terhitung dari Januari hingga Juni 2019 jumlah kasus warga yang kena gigitan anjing sudah mencapai 948 kasus.
Banyaknya kasus gigitan hewan penular rabies itu mengakibatkan permintaan vaksin rabies semakin bertambah. Sehingga sampai dengan saat ini stok vaksin rabies hanya mencapai 600-an saja, yang hanya mampu bertahan dua sampai tiga bulan ke depan.
"Saya sudah minta ke pusat, tetapi ternyata habis. Jadi saya minta ke provinsi untuk membantu kami," katanya dan menambahkan stok vaksin yang ada sudah didistribusikan ke sejumlah kecamatan di kabupaten itu yang jumlah puskesmasnya mencapai 21 unit.
Baca juga: Dinas Kesehatan Flores Timur kehabisan vaksin rabies
Baca juga: Disnak NTT siapkan 200.000 dosis vaksin rabies
"Saya lupa namanya. Kebetulan saya lagi tidak di kantor. Tetapi ada satu korban gigitan anjing yang meninggal di wilayah Kecamatan Titihena," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Flores Timur Sudirman Kia kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Jumat (9/8).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kasus rabies di Flores Timur di mana kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Flores itu merupakan salah satu daerah endemis rabies di Pulau Flores.
Ia mengatakan korban yang tergigit oleh anjing rabies itu tidak langsung dibawa ke Puskesmas untuk memeriksa luka gigitannya, sehingga saat diperiksa bisa langsung mendapatkan vaksin mencegah penyebaran virus.
Pria yang biasa disapa dengan sebutan Dir itu menambahkan sampai dengan saat ini terhitung dari Januari hingga Juni 2019 jumlah kasus warga yang kena gigitan anjing sudah mencapai 948 kasus.
Banyaknya kasus gigitan hewan penular rabies itu mengakibatkan permintaan vaksin rabies semakin bertambah. Sehingga sampai dengan saat ini stok vaksin rabies hanya mencapai 600-an saja, yang hanya mampu bertahan dua sampai tiga bulan ke depan.
"Saya sudah minta ke pusat, tetapi ternyata habis. Jadi saya minta ke provinsi untuk membantu kami," katanya dan menambahkan stok vaksin yang ada sudah didistribusikan ke sejumlah kecamatan di kabupaten itu yang jumlah puskesmasnya mencapai 21 unit.
Baca juga: Dinas Kesehatan Flores Timur kehabisan vaksin rabies
Baca juga: Disnak NTT siapkan 200.000 dosis vaksin rabies