Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur masih terus melakukan pemantauan terhadap dampak kekeringan yang sedang melanda 12 kecamatan di daerah itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan, Ady Tallo di Kupang, Rabu (18/9), mengatakan, kekeringan yang melanda Kabupaten Timor Tengah Selatan telah menyebabkan terjadinya krisis air bersih di 34 desa tersebar di 12 kecamatan.
"Bencana alam kekeringan yang melanda Kabupaten Timor Tengah Selatan saat ini telah menyebabkan terjadinya krisis air bersih di 34 desa," tambah Ady Tallo.
Baca juga: Kekeringan ekstrem landa NTT
Menurutnya, sumber air bersih untuk kebutuhan konsumsi masyarakat di 34 desa itu telah mengering sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk konsumsi rumah tangga.
"Air untuk kebutuhan ternak memang masih ada karena disuplai dari air embung tetapi untuk air bersih bagi konsumsi warga sudah sulit karena sumber mata air banyak yang mengering akibat kekeringan" tegasnya.
Ia mengemukakan, BPBD Timor Tengah Selatan sedang berupaya membantu distribusi air bersih kepada masyarakat yang terdampak bencana kekeringan.
Ady Tallo mengatakan, kendala yang dihadapi BPBD dalam mendistribusikan bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan adalah kondisi jalan yang rusak berat sehingga mobil tangki tidak mampu masuk ke lokasi yang terdampak bencana kekeringan.
"Masyarakat banyak yang secara mandiri mengambil air bersih pada sumber air bersih yang jaraknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Untuk desa-desa yang mudah dijangkau mobil tangki kami lakukan distribusi air bersih bagi masyarakat," jelas Ady Tallo.
Baca juga: Sawah Lembor masih aman dari kekeringan
Baca juga: Seluruh kecamatan di Timor Tengah Selatan dilanda kekeringan
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan, Ady Tallo di Kupang, Rabu (18/9), mengatakan, kekeringan yang melanda Kabupaten Timor Tengah Selatan telah menyebabkan terjadinya krisis air bersih di 34 desa tersebar di 12 kecamatan.
"Bencana alam kekeringan yang melanda Kabupaten Timor Tengah Selatan saat ini telah menyebabkan terjadinya krisis air bersih di 34 desa," tambah Ady Tallo.
Baca juga: Kekeringan ekstrem landa NTT
Menurutnya, sumber air bersih untuk kebutuhan konsumsi masyarakat di 34 desa itu telah mengering sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk konsumsi rumah tangga.
"Air untuk kebutuhan ternak memang masih ada karena disuplai dari air embung tetapi untuk air bersih bagi konsumsi warga sudah sulit karena sumber mata air banyak yang mengering akibat kekeringan" tegasnya.
Ia mengemukakan, BPBD Timor Tengah Selatan sedang berupaya membantu distribusi air bersih kepada masyarakat yang terdampak bencana kekeringan.
Ady Tallo mengatakan, kendala yang dihadapi BPBD dalam mendistribusikan bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan adalah kondisi jalan yang rusak berat sehingga mobil tangki tidak mampu masuk ke lokasi yang terdampak bencana kekeringan.
"Masyarakat banyak yang secara mandiri mengambil air bersih pada sumber air bersih yang jaraknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Untuk desa-desa yang mudah dijangkau mobil tangki kami lakukan distribusi air bersih bagi masyarakat," jelas Ady Tallo.
Baca juga: Sawah Lembor masih aman dari kekeringan
Baca juga: Seluruh kecamatan di Timor Tengah Selatan dilanda kekeringan