BMKG : 225 kecamatan di NTT siaga kekeringan

id kekeringan di ntt,cuaca

BMKG :  225 kecamatan di NTT siaga kekeringan

Warga mengambil air bersih dari sungai di Desa Oesusu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (5/09/2024). Warga desa setempat mengalami kesulitan air bersih akibat musim kemarau terpaksa mengambil air dari aliran sungai yang mengecil untuk kebutuhan air minum. ANTARAFOTO/Mega Tokan

"Untuk Kabupaten Timor Tengah Selatan, hampir semua kecamatan mengalami kekeringan. Dari 32 kecamatan di daerah itu hanya satu kecamatan yang tidak masuk dalam kategori kekeringan,"
Kota Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebanyak 225 dari 309 kecamatan yang tersebar pada 21 kabupaten di provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini masuk kategori siaga kekeringan.

"Selain itu, terdapat pula 28 kecamatan yang masuk kategori awas kekeringan dan 20 kecamatan masuk kategori waspada kekeringan," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmatulloh Adji di Kupang, Jumat (6/9).

Menurut dia, kabupaten dengan jumlah kecamatan siaga kekeringan terbanyak yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebanyak 28 kecamatan, Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara masing-masing 21 kecamatan, Flores Timur 20 kecamatan dan Kabupaten Sikka 15 kecamatan.

Baca juga: BMKG ingatkan waspada gelombang 2,5 meter di perairan NTT
Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat NTT waspadai kecepatan angin hingga 30 knot



Sedangkan kecamatan dengan siaga kekeringan paling sedikit yakni Manggarai Timur empat kecamatan yakni Kecamatan Elar, Elar Selatan dan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai, Nagekeo dan Sumba Tengah masing-masing lima kecamatan dan Manggarai Barat dan Sumba Barat masing-masing enam kecamatan.

"Untuk Kabupaten Timor Tengah Selatan, hampir semua kecamatan mengalami kekeringan. Dari 32 kecamatan di daerah itu hanya satu kecamatan yang tidak masuk dalam kategori kekeringan," katanya.

Khusus Kabupaten Flores Timur di Pulau Flores dan Kabupaten Sabu Raijua, semua kecamatan pada dua daerah itu masuk kategori siaga kekeringan dan awas kekeringan.

Saat ini kata dia, anomali suhu muka laut di wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur umumnya cenderung netral hingga lebih hangat dari klimatologisnya dan diprediksi akan terus hangat dengan anomali suhu muka laut berkisar antara +0.5 sampai +1.0 Celsius pada periode September 2024 hingga Februari 2025.

Dalam hubungan dengan itu, dia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kebakaran hutan dan angin kencang.