Pandeglang (ANTARA) - Dua orang yang diduga sebagai pelaku penyerangan atau penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto diketahui oleh pengurus rukun tetangga (RT) setempat tinggal mengontrak rumah sekitar satu tahun lalu dan jarang berbaur dengan warga lainnya di lingkungan tersebut.

"Aktivitas kesehariannya tidak begitu jelas, Kemudian jarang berbaur dengan warga yang lainnya," kata Humadad Sanusi, Ketua RT 04 Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten, tempat dua orang terduga pelaku penyerangan Menkopolhukam tersebut tinggal, Kamis (10/10).

Menurut Sanusi, aktivitas keseharian pelaku adalah seorang penjual pulsa di kontrakannya. Terlihat adanya plang jual pulsa yang terpampang di depan rumah kontrakan terduga pelaku penusukan Wiranto itu.

Namun, pelaku juga diketahui oleh warga suka keluar rumah pada malam hari, dan pada siang hari jarang keluar dari rumah kontrakannya.

"Sudah sekitar satu tahun tinggal di sini. Tinggal sama keluarga baru, karena awalnya sendiri. Aktivitasnya nggak tahu, yang saya tahu jualan pulsa doang," katanya.

Baca juga: Prosedur pengawalan menteri sudah sesuai standar
Baca juga: Penyerangan terhadap Menkopolhukam di luar dugaan

Sanusi mengatakan, keluarga tersebut sangat tertutup dengan warga termasuk juga istrinya karena jarang keluar rumah dan jarang berbaur dengan warga. Diketahui pasangan suami istri tersebut sudah memiliki satu orang anak.

Setelah kejadian tersebut, rumah terduga pelaku penyerangan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang telah digeledah oleh pihak kepolisian Polres Pandeglang. Usai digeledah, tempat tinggal pelaku dipasangi garis polisi.

Menkopolhukam Wiranto diserang dua orang dengan menggunakan senjata tajam sesaat setelah turun dari mobil di sebuah lapangan di Menes, Pandeglang, Banten.

Sebelum terjadi penyerangan, Wiranto usai melakukan kunjungan dan peresmian gedung di Kampus Mathlaul Anwar di Menes, Pandeglang. Penyerangan tersebut melukai Menkopolhukam Wiranto pada bagian perut, Kapolsek Menes Kompol Daryanto dan seseorang bernama H Fuad. Korban penyerangan tersebut langaung dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang.

Dua orang yang diduga melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto di Lapangan Menes, Pandeglang telah diamankan pihak kepolisian di Pandeglang.

Baca juga: 3 jam Wiranto jalani operasi
Baca juga: Presiden minta pengamanan pejabat negara ditingkatkan

Dua orang terduga pelaku penusukan tersebut merupakan suami istri atas nama FA binti S, tempat tanggal lahir Brebes 5 Mei 1998, alamat Desa Sitanggal, Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes. Saat ini, ia tinggal atau mengontrak rumah di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.

Kemudian pelaku yang kedua atas nama SA, tempat tanggal lahir Medan, 24 Agustus 1988, beralamat di Jl. Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara. Kedua tersangka saat ini diamankan di Polres Pandeglang.

Menjadi ABK
Syahrial Alamsyah alias Alam, salah satu pelaku penyerangan terhadap MenkoPolhukam Wiranto, sempat berpamitan berangkat ke Kalimantan untuk bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK).

"Aku arek lungo bulek (aku mau pergi bu), mau ke Kalimantan jadi anak kapal. Makan ditanggung, tempat tinggal ditanggung," kata salah seorang warga bernama Mira, menirukan suara Alam saat berpamitan kepadanya, Kamis (10/10).

Mira yang tak lain merupakan tetangga Alam di Jalan Alfakah V, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Medan, mengaku terkejut saat mendapat informasi bahwa Alam telah melakukan tindak kejahatan terhadap Menkopolhukam Wiranto.

"Terkejut kali, karena waktu sebelum pindah itu dia bilang ditawari kerja itu. Dia pengen kali jadi orang sukses," ujar Mira.

Baca juga: Dua orang diamankan polisi dalam kasus penusukan Wiranto
Baca juga: Menkopolhukam Wiranto ditusuk di Pandeglang

Diberitakan sebelumnya, Syahrial bersama dengan Fitri Andriana Binti Sunarto, melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto di Lapangan Menes Pandeglang diamankan pihak kepolisian di Pandeglang, Kamis.

Kedua tersangka saat ini diamankan di Mako Polsek Menes Polres Pandeglang.

Adapun kejadian penusukan tersebut secara tiba-tiba langsung menyerang atau menusuk kebagian perut Menkopolhukam Wiranto dengan menggunakan senjata tajam berupa gunting secara membabi buta.

Akibat kejadian tersebut mengakibatkan luka tusuk pada bagian punggung Kompol Dariyanto dan bagian dada sebelah kiri H Fuad.

Baca juga: Penusukan atas Wiranto, bukti nyata pembunuhan itu memang benar
Baca juga: Wiranto jadi target pembunuhan

Pewarta : Mulyana
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024