Kupang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mempersiapkan belasan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak dalam pengolahan ikan untuk memasarkan produk di tingkat pasar lokal.
"Ada 11 UMKM yang kita siapkan melalui program kita di 2021 ini untuk masuk pada skala pasar lokal," kata Kepala DKP Kabupaten Sikka Paulus Bangkur dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (27/2).
Ia menjelaskan 11 UMKM itu sebelumnya telah dibina untuk melakukan pengolahan perikanan oleh pihak Plan Internasional Indonesia melalui program Mata Kail yang sudah berakhir pada Januari 2021 lalu.
Para pelaku UMKM itu telah dibina untuk memproduksi olahan ikan menjadi beragam produk seperti dendeng ikan, abon ikan, bakso ikan, dan sebagainya.
Paulus mengatakan Pemerintah Kabupaten Sikka sangat mendukung apa yang sudah diawali pihak Plan ini sehingga dalam pelaksanaan, pihaknya bersama penyuluh perikanan juga turut mendampingi di lapangan.
Untuk keberlanjutannya, kata dia, melalui program DKP Sikka di 2021, pihaknya telah mengalokasikan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada pelaku UMKM tersebut.
"Program yang kita siapkan dalam bentuk pelatihan dan bantuan peralatan untuk pengolahan perikanan di UMKM tersebut," katanya.
Paulus menjelaskan sasaran program yang dimaksud sudah pada tingkat di atas dari apa yang selama ini dilakukan yakni memproduksi olahan ikan untuk skala pasar lokal.
Pihaknya menginginkan agar belasan UMKM ini menjadi kelompok utama yang akan ditopang kelompok-kelompok kecil dari setiap desa pesisir laut yang didampingi Plan.
"Sehingga ke depan produksi kelompok usaha ini bisa berkelanjutan, di sisi lain akses keuangan juga tidak ada persoalan karena ada kredit usaha rakyat, ada koperasi, dan juga program-program pemerintah yang bisa mendukung apa yang dikerjakan masyarakat," katanya.
Baca juga: Patroli gabungan amankan empat nelayan di Sikka
Baca juga: Plan Internasional bantu mesin pengolah tuna untuk UMKM di Sikka
"Ada 11 UMKM yang kita siapkan melalui program kita di 2021 ini untuk masuk pada skala pasar lokal," kata Kepala DKP Kabupaten Sikka Paulus Bangkur dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (27/2).
Ia menjelaskan 11 UMKM itu sebelumnya telah dibina untuk melakukan pengolahan perikanan oleh pihak Plan Internasional Indonesia melalui program Mata Kail yang sudah berakhir pada Januari 2021 lalu.
Para pelaku UMKM itu telah dibina untuk memproduksi olahan ikan menjadi beragam produk seperti dendeng ikan, abon ikan, bakso ikan, dan sebagainya.
Paulus mengatakan Pemerintah Kabupaten Sikka sangat mendukung apa yang sudah diawali pihak Plan ini sehingga dalam pelaksanaan, pihaknya bersama penyuluh perikanan juga turut mendampingi di lapangan.
Untuk keberlanjutannya, kata dia, melalui program DKP Sikka di 2021, pihaknya telah mengalokasikan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada pelaku UMKM tersebut.
"Program yang kita siapkan dalam bentuk pelatihan dan bantuan peralatan untuk pengolahan perikanan di UMKM tersebut," katanya.
Paulus menjelaskan sasaran program yang dimaksud sudah pada tingkat di atas dari apa yang selama ini dilakukan yakni memproduksi olahan ikan untuk skala pasar lokal.
Pihaknya menginginkan agar belasan UMKM ini menjadi kelompok utama yang akan ditopang kelompok-kelompok kecil dari setiap desa pesisir laut yang didampingi Plan.
"Sehingga ke depan produksi kelompok usaha ini bisa berkelanjutan, di sisi lain akses keuangan juga tidak ada persoalan karena ada kredit usaha rakyat, ada koperasi, dan juga program-program pemerintah yang bisa mendukung apa yang dikerjakan masyarakat," katanya.
Baca juga: Patroli gabungan amankan empat nelayan di Sikka
Baca juga: Plan Internasional bantu mesin pengolah tuna untuk UMKM di Sikka