Kupang (ANTARA) - Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa empat wilayah di Nusa Tenggara Timur masih mengalami hari hujan saat NTT sudah memasuki musim kemarau.
"Wilayah yang masih mengalami hari hujan yaitu sekitar Aimere Kabupaten Ngada, sekitar Malahar Sumba Timur, dan sekitar Sap'an dan Lurasik Timor Tengah Utara," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Rabu, (1/6).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil pemantauan hari tanpa hujan pada Dasarian III Mei 2022 di wilayah NTT.
Rahmattulloh menjelaskan bahwa pada umumnya wilayah NTT pada kategori hari tanpa hujan sangat pendek (1-5 hari).
Namun, terdapat wilayah yang masih mengalami hari hujan sehingga masyarakat setempat perlu mewaspadai potensi ancaman bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor.
"Potensi bencana selalu ada ketika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam waktu yang panjang," katanya.
Di sisi lain, kata dia, masyarakat di daerah yang mengalami hari hujan perlu memanfaatkan keadaan tersebut untuk menambah persediaan air.
Menurut dia, masyarakat perlu menampung air hujan yang cukup sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama musim kemarau.
"Dengan persediaan air yang cukup, dapat mengurangi dampak kekeringan selama musim kemarau yang biasanya mengakibatkan krisis air bersih," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi meluasnya karhutla di NTT
Baca juga: BMKG: Dua bibit siklon tropis berdampak tak langsung pada cuaca
"Wilayah yang masih mengalami hari hujan yaitu sekitar Aimere Kabupaten Ngada, sekitar Malahar Sumba Timur, dan sekitar Sap'an dan Lurasik Timor Tengah Utara," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Rabu, (1/6).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil pemantauan hari tanpa hujan pada Dasarian III Mei 2022 di wilayah NTT.
Rahmattulloh menjelaskan bahwa pada umumnya wilayah NTT pada kategori hari tanpa hujan sangat pendek (1-5 hari).
Namun, terdapat wilayah yang masih mengalami hari hujan sehingga masyarakat setempat perlu mewaspadai potensi ancaman bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor.
"Potensi bencana selalu ada ketika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam waktu yang panjang," katanya.
Di sisi lain, kata dia, masyarakat di daerah yang mengalami hari hujan perlu memanfaatkan keadaan tersebut untuk menambah persediaan air.
Menurut dia, masyarakat perlu menampung air hujan yang cukup sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama musim kemarau.
"Dengan persediaan air yang cukup, dapat mengurangi dampak kekeringan selama musim kemarau yang biasanya mengakibatkan krisis air bersih," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi meluasnya karhutla di NTT
Baca juga: BMKG: Dua bibit siklon tropis berdampak tak langsung pada cuaca