Kupang (AntaraNews NTT) - Para wisatawan mancanegara dan nusantara sudah mulai mengenal objek wisata Kelabba Maja yang sering dilukiskan sebagai ngarainya para dewa di Kabupaten Sabu Raijua, Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur untuk menikmati keindahan tebing warna-warni itu.

"Lima tahun lalu, objek wisata Kelabba Maja mungkin belum terlalu dikenal orang, tetapi sekarang sudah menjelit ke seluruh seantro dunia," kata Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Selasa (16/10).

Objek wisata Kelabba Maja ini terletak di Kecamatan Hawu Mehara, Pulau Sabu yang alamnya mengingatkan orang pada pesona Grand Canyon di Arizona, AS, dengan kontur geologis berupa ngarai besar yang dipisahkan tebing terjal.

Kelabba Maja memiliki tebing bak ukiran indah bergradasi aneka warna seperti merah marun, merah muda, cokelat, dan kelabu. Terlihat juga pilar-pilar batu berjenis granit berwarna merah muda dengan komposisi puncaknya seperti jamur dengan dominasi warna merah tua.

Hingga saat ini, masyarakat sekitar objek wisata tersebut masih percaya bahwa Kelabba Maja merupakan tempat persemayaman Dewa Maja --dewa bagi penduduk Dusun Kelanalalu, Desa Wadu Medi, Kecamatan Hawu Mehara.

Bagi sebagian wisatawan yang telah berkunjung ke Kelabba Maja, sering melukiskan objek wisata tersebut sebagai surga yang tersembunyi di Pulau Sabu Raijua. Kelabba Maja yang terdiri dari kata Ke'labba yang berarti sebagian tanah abu, dan Maja yang berarti nama dewa.

Karena itu, objek wisata yang terus melejit namanya itu sering disebut sebagai tempat para dewa, sehingga dianggap sakral dan para pengunjung pun dilarang menyebut kata-kata kotor, seperti memaki atau hal-hal lain yang pantas disebutkan.

Baca juga: Pemerintah bangun jalan menuju destinasi Kelabba Maja Daya pikat Kelabba Maja di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur sering dilukiskan seperti Grand Canyon di Arizona, AS atau gunung batu berwarna di Tiongkok.(ANTARA Foto/istimewa)

Objek wisata Kelabba Maja ini terdiri dari tiga batu besar yang melambangkan bapak, ibu, dan anak. Pada bagian tengahnya terdapat sebuah batu yang dijadikan altar persembahan kurban bagi Dewa Maja.

Karena warga setempat menganggap sakral, kawasan tersebut masih menjadi lokasi ritual adat berupa pemotongan hewan. Ritual itu dipersembahkan kepada Dewa Maja sebagai permohonan keselamatan dan kesuburan.

Marius mengatakan banyak kalangan wisatawan ingin mengetahui objek wisata tersebut dari dekat, karena tidak berbeda dengan gunung batu berwarna di Tiongkok atau Grand Canyon di Arizona, AS.

Objek wisata seperti Kelabba Maja ini, hanya ada dua di dunia yakni di Tiongkok dan Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Kelabba Maja ini menjadi lebih menarik karena di antara warna-warni bukit, terdapat jejeran batu-batu keseimbangan yang unik yang menyimpan nilai-nilai kebudayaan dan kepercayaan tradisional masyarakat setempat yang bisa dipelajari pengunjung.

Marius mengatakan, objek wisata ini bersama beberapa daerah lainnya yang mulai populer akan menjadi penyanggah bagi wisata unggulan Taman Nasional Komodo yang merupakan salah satu dari 10 destinasi unggulan nasional yang sudah mendunia.

Ia menyebut objek wisata penyanggah lain yang mulai populer seperti wisata berselancar di Kabupaten Rote Ndao, wisata gunung berapi, dan tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional di Kabupaten Lembata, wisata menyelam di Kabupaten Alor, serta kekayaan megalitikum di Pulau Sumba.

Baca juga: Hadirnya delegasi IMF-WB momentum bangun pariwisata NTT

Pesona Kelabba Maja di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.(ANTARA Foto/istimewa)  "Beberapa tahun lalu objek-objek wisata ini tidak populer tapi sekarang sudah mulai ramai didatangi wisatawan domestik maupun mancanegara. Ini sebagai pertanda bahwa pariwisata di Pulau Sabu sudah mulai bangkit lewat kesohoran Kalabba Maja itu," katanya.

Ia menambahkan, objek-objek wisata penyanggah ini akan terus dipromosikan sebagai bagian dari kekayaan pariwisata NTT yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kami ingin menunjukkan bahwa NTT tidak hanya terkenal karena Taman Nasional Komodo-nya, namun masih sangat banyak lainnya yang unik dan indah serta layak dikunjungi," demikian Marius Ardu Jelamu.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024