Kupang (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bagas Adhadirgha ditunjuk menjadi Chairman untuk keketuaan Dewan Wirausahawan Muda (ASEAN Young Entrepreneurs Council/AYEC) di Indonesia selama satu tahun ke depan.
"ASEAN Young Entrepreneurs Council ini adalah wadah pengusaha muda ASEAN untuk duduk bersama-sama dalam merumuskan isu-isu penting ekonomi regional dan kewirausahaan yang akan dikolaborasikan menjadi usulan kebijakan-kebijakan yang di ambil oleh pemerintah negara-negara ASEAN", katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (14/11/2022).
Dengan ditunjuknya Bagas sebagai Ketua AYEC, maka sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai Chairman untuk ASEAN Young Entrepreneurship Association (AYEA) atau Himpunan Pengusaha Muda se-ASEAN.
Hal ini selaras juga dengan rencana perpindahan sekretariat AYEC dari Malaysia ke Indonesia yang rencananya berkantor di Gedung ASEAN Jakarta sebagai bentuk perjuangan Bagas Adhadirgha untuk mendapatkan kehormatan Indonesia di hadapan anggota AYEC yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Thailand, Singapura, Myanmar, Laos dan Kamboja.
ASEAN Young Entrepreneurs Council yang terbentuk sejak 2015 adalah asosiasi pengusaha muda yang berkumpul untuk merumuskan kebijakan ASEAN dan hal ini berhasil diusulkan oleh Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC) kepada para Pemimpin ASEAN.
Asosiasi yang diluncurkan di Kuala Lumpur, Malaysia ini terdiri dari jaringan asosiasi pengusaha muda yang didukung pemerintah dari 10 negara anggota ASEAN. Selain berpartisipasi dalam proses Integrasi Ekonomi ASEAN, AYEC juga berfungsi sebagai jaringan wirausaha muda, dengan konektivitas langsung dengan asosiasi tingkat nasional masing-masing dan Sekretariat ASEAN.
AYEC juga disediakan kursi di ASEAN Business Advisory Council Joint Business Councils (ASEAN-BAC JBCs), di mana proposal tentang kewirausahaan muda diajukan ke perwakilan sektor swasta resmi di ASEAN. Bersamaan dengan itu, Forum Dialog Kebijakan ABAC-AYEC (AAPDF) bertujuan untuk memberikan suara kepada wirausahawan muda ASEAN dan menyatukan pemangku kepentingan utama AYEC di balik agenda bersama untuk kemajuan kewirausahaan muda sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi ASEAN.
"Pandemi COVID-19, cukup memberikan tantangan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Asia Pasifik memiliki 4,6 miliar jumlah orang dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang kuat selama beberapa dekade terakhir, sehingga menjadikan Asia Pasifik sebagai acuan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pemulihan dari krisis keuangan global. Secara keseluruhan, gabungan negara-negara ASEAN ini diprediksi akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030,” tambah dia.
Dia pun menilai bahwa masalah di Asia Tenggara saat ini sebenarnya bukanlah perihal kapasitas produksi, namun kecanggihan teknologinya.
Menurut dia, jika kawasan ASEAN ini dapat mengadopsi teknologi secara lebih maju dan menggunakannya untuk meningkatkan sektor manufaktur, tentu kawasan ASEAN ini akan dapat bersaing dengan negara-negara seperti China, karena teknologi dinilai adalah isu lintas sektoral yang dapat mempercepat transisi pembangunan yang dibutuhkan sebagai solusi inovatif.
"Prospek ASEAN ini amatlah positif, namun semua sepenuhnya bergantung pada kekompakan dan upaya proaktif di antara negara negara ASEAN. Kawasan kita ini memiliki peluang untuk memanfaatkan semua yang telah dibangun selama beberapa dekade terakhir, dan kita para pengusaha muda tidak boleh menyia-nyiakan peluang ini,” ujar dia.
Baca juga: Debat putaran kedua di Labuan Bajo, Bagas kembali unggul
Baca juga: Hipmi berkomitmen promosi wisata Labuan Bajo lewat debat caketum