IKM Dapur Kelor Kupang dapat penghargaan dari BPOM

id BPOM, NTT,Dapur Kelor terima penghargaan dari BPOM

IKM Dapur Kelor Kupang dapat penghargaan dari BPOM

Founder Dapur Kelor Dedi Kris saat menerima penghargaan dari BPOM di Jakarta. ANTARA/Ho-Dok Pribadi Dedi Kris.

Saya tak menyangka ternyata produk kami mendapatkan pengawasan dari BPOM yang kemudian akhirnya kami dapatkan penghargaan ini,

Kupang (ANTARA) - Industri Kecil Menengah Dapur Kelor Kupang yang ada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur terpilih mendapatkan penghargaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam acara BPOM Award 2023.

Founder Dapur Kelor Dedi Kris saat dikonfirmasi dari Kupang, Kamis, (16/2/2023) siang mengatakan bahwa penghargaan yang didapat oleh Dapur Kelor dalam kategori sebagai UMK pangan olahan khas Indonesia yang produktif dan Inovatif.

"Saya tak menyangka ternyata produk kami mendapatkan pengawasan dari BPOM yang kemudian akhirnya kami dapatkan penghargaan ini," katanya.

Dedi yang menerima langsung penghargaan itu pada Rabu (15/2) kemarin itu, mengatakan penghargaan yang diberikan itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri tidak hanya bagi Dapur Kelor Kupang, tetapi juga bagi seluruh masyarakat di NTT karena sumber alamnya asli dari NTT.

Penghargaan yang didapat ini karena kerja keras semua masyarakat di NTT yang terlibat dalam proses pengolahan daun kelor, mulai dari masyarakat NTT yang terlibat dalam proses pengolahan produk kelor seperti Petani Kelor dan masyarakat pemilik pohon Kelor sebagai sumber bahan baku serbuk kelor.

Disamping itu juga bagi mama-mama di desa yang memilah-milah daun kelor dari tangkainya serta Instansi Pemerintah Provinsi yang mendukung serta memberikan pendampingan dalam memproduksi kelor itu sendiri.

Untuk diketahui Dapur Kelor Kupang yang juga adalah IKM binaan Dekranasda dan Disperindag NTT ini juga terlibat dalam program pembuatan makanan tambahan (PMT) beberapa tahun terakhir ini.

Hal ini dikarenakan produk Dapur Kelor telah memiliki Ijin Edar (MD) dari BPOM serta memiliki beberapa sertifikasi mengenai olahan produk kelor, sebagaimana disampaikan Dedi Kris “Dapur Kelor selain telah memiliki Ijin Edar dari BPOM, juga telah memiliki Sertifikat ISO 22000:2018, HACCP, CPPOB, CPTOB, Sertifikat HALAL dan Sertifikat Nutrition Fact dari Nutrico, sementara ISO dan HACCP sendiri dikeluarkan oleh DGCERT, yang berlokasi di UK London”.

Sementara itu Dedi berharap mulai saat ini dan kedepan masyarakat NTT mengkonsumsi olahan kelor sebagai asupan nutrisi hariannya, karena nutrisi yang terkandung di dalam serbuk kelor ini sangat lengkap dibanding dengan olahan pangan lainnya.

“Daun Kelor apabila diolah menjadi serbuk dengan baik memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, Dapur Kelor telah menguji di Labolatorium SIG Bogor, serbuk Kelor NTT memiliki protein, karbohidrat, Vitamin A, D, E serta kalori yang cukup tinggi, sehingga baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak dan ibu hamil, dan serbuk Kelor NTT bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah stunting di NTT," tambah dia.

Selain dapat membantu masalah stunting tanaman Kelor juga bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan bagi masyarakat di desa yang memiliki kebun kelor atau pohon kelor, karena sentra industri kelor yang ada di daerah membeli daun basahnya dari masyarakat serta melibatkan mama-mama di desa untuk dipilah-pilah daunnya/

“Program Kelor yang digagas oleh Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat pada saat awal kepemimpinannya, saat ini sudah bisa menunjukkan hasilnya, bahwa kesehatan dan kesejahteraan bisa berjalan bersamaan salah satunya dengan tanaman Kelor," ujar dia.

Baca juga: Dekranasda NTT-Dapur kelor bawa produk olahan kelor tembus pasar ritel

Baca juga: Dapur Kelor gandeng Korem 161/WS serap 36 ton kelor dari warga perbulannya