Sebanyak 40 perpustakaan ramah anak dibangun di Nagekeo

id NTT,taman bacaan anak,nagekeo,taman bacaan pelangi

Sebanyak 40 perpustakaan ramah anak dibangun di Nagekeo

Pemerintah Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan penandatanganan kerjasama dengan Taman Bacaan Pelangi dalam rangka pembangunan 40 taman bacaan ramah anak. (ANTARA/HO-Taman Bacaan Pelangi)

Pemerintah Kabupaten Nagekeo mengapresiasi terhadap komitmen Yayasan Taman Bacaan Pelangi yang bersedia membangun lagi 40 unit perpustakaan ramah anak di Nagekeo pada 2023 ini...
Kupang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengatakan 40 perpustakaan ramah anak segera dibangun pada 2023 sebagai upaya meningkatkan kemampuan literasi para siswa sekolah dasar di daerah itu.

"Pemerintah Kabupaten Nagekeo mengapresiasi terhadap komitmen Yayasan Taman Bacaan Pelangi yang bersedia membangun lagi 40 unit perpustakaan ramah anak di Nagekeo pada 2023 ini," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo Venantius Minggu di Kupang, Sabtu, (15/4/2023).

Ia mengatakan hal itu terkait dengan penandatanganan kerja sama dalam pembangunan sektor pendidikan bersama Yayasan Taman Bacaan Pelangi.

Taman Bacaan Pelangi telah menandatangani perjanjian kerja sama bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo terkait dengan pembangunan 40 perpustakaan ramah anak di 40 SD di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores.

Venantius Minggu mengatakan guna memperbaiki kemampuan literasi para siswa yang masih rendah sehingga Pemerintah Kabupaten Nagekeo terus bekerja sama untuk mendirikan perpustakaan ramah anak karena literasi memiliki peran penting sehingga perlu menambah jumlah sekolah penerima manfaat agar kemajuan literasi dapat merata.

"Pemerintah Kabupaten Nagekeo mengapresiasi terhadap komitmen Taman Bacaan Pelangi yang membangun perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar di Nagekeo," kata Venantius Minggu.

Taman Bacaan Pelangi sebelumnya telah mendirikan 69 perpustakaan ramah anak di Kabupaten Nagekeo dengan perkembangan signifikan pada aktivitas peminjaman buku dan kegiatan membaca.

Pembangunan taman bacaan ramah anak dilakukan Taman Bacaan Pelangi mulai dirintis pada 2021 dan hingga 2022 telah terbentuk mencapai 66 taman bacaan.

Pendiri Taman Baca Pelangi Nila Tanzil mengatakan berdasarkan data perkembangan 66 perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di Nagekeo pada tahun 2022 terlihat adanya peningkatan peminjaman buku dari belum aktifnya perpustakaan menjadi 413 kali peminjaman untuk salah satu buku terfavorit “T-Rex Pemangsa Terkuat” dari periode Oktober 2022-Januari 2023.

Hal ini menunjukkan pada tahun 2022 mulai adanya perilaku mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan taman bacaan jika dilihat dari aspek dimensi budaya pada indeks aktivitas literasi membaca.

Ia mengatakan pesatnya perkembangan dampak yang sangat signifikan mendorong Taman Bacaan Pelangi melanjutkan komitmen untuk meningkatkan kemampuan dan pemerataan literasi anak-anak melalui pendirian perpustakaan ramah anak dengan kondisi baik pada sekolah-sekolah di Kabupaten Nagekeo.

Program perpustakaan ramah anak di Nagekeo terselenggara atas kerja sama Taman Bacaan Pelangi dan Room To Read.

“Kami senang sekali dan berterima kasih dapat melanjutkan kerja sama dan dukungan yang baik dari Pemda Kabupaten Nagekeo khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo untuk 40 perpustakaan pada tahun 2023," kata dia.

Nila Tanzil menambahkan program pendirian 40 perpustakaan sekolah ini masih membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak.

Untuk itu, Taman Bacaan Pelangi juga membuka kesempatan bagi para pihak eksternal, baik korporasi maupun individu yang ingin turut berkontribusi dalam program ini karena membawa berbagai manfaat positif bagi anak-anak.

Taman bacaan ramah anak yang dibentuk pada 2023 tersebar pada semua kecamatan di Nagekeo, yaitu Nangaroro, Mauponggo, Boawae, Aesesa, Keo Tengah, Wolowae, dan Aesesa Selatan.

Baca juga: Kemenkes sebut RUU Kesehatan memmuat konsep pendidikan kedokteran berbasis Rumah Sakit

Baca juga: KSP: Pemanfaatan ruang publik harus sama antara agama dan keyakinan berbeda