Artikel - Saat mama-mama di Desa Oeseli memanen rupiah dari hasil laut

id NTT,Pemberdayaan masyarakat pesisir,Kota Kupang,Rote Ndao,Artikel rumput laut Oleh Kornelis Kaha

Artikel - Saat mama-mama di Desa Oeseli memanen rupiah dari hasil laut

Ketua Kelompok masyarakat Ita Esa Meitri Nainatu menghitung sabun mandi yang sudah diproduksi dengan campuran hasil laut di desa Oeseli, Kabupaten Rote Ndao,NTT, Rabu (21/6/2023).ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.

Kalau izin berjalan dengan bagus dan lancar, tentu kelompok mama-mama itu akan membawa nama Desa Oeseli menjadi lebih dikenal...
Melihat pasarannya mulai bagus, karena beberapa penginapan di Desa Nembrala yang merupakan lokasi wisata sudah mulai memesan, pihaknya lalu mulai mengembangkan sabun dengan bahan dasar balakacida pada 2022.

Hal ini karena balakacida merupakan tumbuhan laut yang bisa digunakan untuk mengobati luka. Jika tergores karang saat melaut, atau luka yang disebabkan oleh hal yang lain.

Jadi waktu itu ada wisatawan asal Prancis yang meminta membuat sabun yang bisa menyembuhkan luka, mereka menyanggupi. Saat itu, mereka mulai membuatnya, sehingga saat ini ada tiga jenis sabun, yakni dari mangrove, dari balakacida, dan dari rumput laut.

Kini tiga jenis sabun minano itu sudah sudah dipesan oleh sejumlah hotel dan penginapan di kawasan wisata di Desa Bo’a dan Desa Nembrala, yang memang menurut pemilik penginapan atau hotel sangat disukai wisatawan.

Untuk memenuhi kebutuhan hotel dan penginapan serta permintaan masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke Oeseli, setiap harinya mereka bisa memproduksi 200 batang sabun.

Alat-alat yang digunakan juga sangat sederhana, yakni menggunakan cetakan dan dituangkan secara manual, lalu jika sudah kering proses pemotongannya juga menggunakan alat dari kayu dan alat potongnya dari benang.
Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok usaha Ita Esa sedang memproduksi sabun mandi yang sudah diproduksi dengan campuran hasil laut di desa Oeseli, Kabupaten Rote Ndao,NTT, Rabu (21/6/2023).ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.

Harga sabunnya juga bervariasi, mulai dari Rp5 ribu hingga Rp15 ribu per batang, tergantung varian yang dibutuhkan oleh konsumen yang memesan.

Sampai dengan saat ini sudah ribuan sabun yang terjual dan penghasilan sebulan pun berkisar dari Rp15 juta-Rp16 juta, yang keuntungannya dibagi dua dengan anggota kelompok. Sampai dengan pertengahan Juni 2023 keuntungan yang didapat sudah mencapai Rp4 juta.

Dalam perjalanan, beberapa wisatawan asing juga meminta agar mama-mama kelompok masyarakat Ita Esa bisa membuat yang lebih banyak agar bisa diimpor ke luar negeri.

Beberapa waktu lalu ada wisatawan dari Prancis, Belanda, dan Inggris datang dan meminta bekerja sama agar bisa dijual di negara mereka, tetapi kelompok itu belum bisa memenuhi permintaan mereka.

Hal ini dikarenakan izin ekspor belum dikeluarkan, sehingga permintaan itu tidak bisa dipenuhi oleh kelompok tersebut. Padahal bagi Metri dan mama-mama yang lain, punya mimpi tersebut.

Selain itu juga satu harapan mama-mama tersebut agar memiliki rumah produksi, sehingga tidak perlu lagi memproduksi sejumlah sabun itu di rumah milik orang lain yang sudah lama tidak ditempati.


Perda