Artikel - Dedikasi Rina tekan stunting di Labuan Bajo
Oleh Lintang Budiyanti Prameswari
Masyarakat Labuan Bajo menjadi lebih sehat, dan bisa meningkat kualitas hidupnya...
Rina mengaku pertama kali bertemu dengan Founder 1000 Days Fund Zack Petersen pada tahun 2018. Saat itu, ia merasa bahwa misi yang dibawa yayasan ini sama dengan misi pemerintah untuk menekan angka stunting sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Dulu dia masih mengalami masa transisi dari tugas belajar, diberi poster untuk alat ukur. Dia menyampaikan bahwa itu bukan alat ukur yang benar, tetapi ternyata itu hanya media untuk edukasi. Seperti itulah prosesnya, sama-sama saling belajar.
Misi untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan kader kesehatan adalah cara yang tepat untuk mengatasi stunting, mengingat masyarakat Labuan Bajo lebih percaya dengan apa yang disampaikan oleh kader kesehatan karena merasa bahwa mereka adalah keluarga sendiri.
Sejak 2018 hingga 2023, ia datang mengetuk pintu-pintu rumah warga, dengan sabar memberi penjelasan pada ibu hamil dan orang tua yang memiliki anak usia di bawah dua tahun (baduta) melalui poster pintar, dengan penjelasan pada gambar-gambar yang mengingatkan para ibu hamil untuk minum tablet tambah darah, rajin mencuci tangan, hingga makan makanan bergizi yang tinggi protein.
Sadar bahwa pemerintah tak bisa bergerak sendiri karena keterbatasan biaya, ia pun merasa terbantu dengan hadirnya yayasan ini, yang bisa memberi penguatan pada garda terdepan pelayanan kesehatan primer, mulai dari posyandu, puskesmas pembantu (pustu), hingga puskesmas pusat.
Rina menyadari masih terkendala masalah transportasi, misalnya kapal. Dengan adanya yayasan ini, tim langsung ke pulau, dari pintu ke pintu mereka membantu warga.
Baca juga: Hiburan - Tidak perlu menolak tua, Anda bisa bahagia di segala usia
Ahli gizi yang berjuang di desa, seperti Rina, mengajarkan satu hal penting ketika bekerja untuk masyarakat, yakni ketulusan dan kegigihan serta siap untuk terus mencoba lagi, meskipun dinamika masyarakat terus berubah setiap hari.
Baca juga: Karkhas - Kisah orang-orang yang melawan keinginan untuk tidur
Dalam bekerja, Rina tidak pernah mengharapkan apa-apa, selain masyarakat Labuan Bajo menjadi lebih sehat, dan bisa meningkat kualitas hidupnya, karena dengan begitu berarti masyarakat bisa memiliki banyak kesempatan untuk bersaing dengan dunia luar.
Puskesmas dan posyandu sebagai layanan kesehatan primer perlu mempertimbangkan untuk investasi pada bidan-bidan desa maupun kader yang memiliki semangat dan tekad yang kuat seperti Rina, karena investasi pada sumber daya manusia berarti investasi juga pada masa depan generasi bangsa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dedikasi Rina tekan stunting, tak ada lagi yang makan dengan lauk kopi
Dulu dia masih mengalami masa transisi dari tugas belajar, diberi poster untuk alat ukur. Dia menyampaikan bahwa itu bukan alat ukur yang benar, tetapi ternyata itu hanya media untuk edukasi. Seperti itulah prosesnya, sama-sama saling belajar.
Misi untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan kader kesehatan adalah cara yang tepat untuk mengatasi stunting, mengingat masyarakat Labuan Bajo lebih percaya dengan apa yang disampaikan oleh kader kesehatan karena merasa bahwa mereka adalah keluarga sendiri.
Sejak 2018 hingga 2023, ia datang mengetuk pintu-pintu rumah warga, dengan sabar memberi penjelasan pada ibu hamil dan orang tua yang memiliki anak usia di bawah dua tahun (baduta) melalui poster pintar, dengan penjelasan pada gambar-gambar yang mengingatkan para ibu hamil untuk minum tablet tambah darah, rajin mencuci tangan, hingga makan makanan bergizi yang tinggi protein.
Sadar bahwa pemerintah tak bisa bergerak sendiri karena keterbatasan biaya, ia pun merasa terbantu dengan hadirnya yayasan ini, yang bisa memberi penguatan pada garda terdepan pelayanan kesehatan primer, mulai dari posyandu, puskesmas pembantu (pustu), hingga puskesmas pusat.
Rina menyadari masih terkendala masalah transportasi, misalnya kapal. Dengan adanya yayasan ini, tim langsung ke pulau, dari pintu ke pintu mereka membantu warga.
Baca juga: Hiburan - Tidak perlu menolak tua, Anda bisa bahagia di segala usia
Ahli gizi yang berjuang di desa, seperti Rina, mengajarkan satu hal penting ketika bekerja untuk masyarakat, yakni ketulusan dan kegigihan serta siap untuk terus mencoba lagi, meskipun dinamika masyarakat terus berubah setiap hari.
Baca juga: Karkhas - Kisah orang-orang yang melawan keinginan untuk tidur
Dalam bekerja, Rina tidak pernah mengharapkan apa-apa, selain masyarakat Labuan Bajo menjadi lebih sehat, dan bisa meningkat kualitas hidupnya, karena dengan begitu berarti masyarakat bisa memiliki banyak kesempatan untuk bersaing dengan dunia luar.
Puskesmas dan posyandu sebagai layanan kesehatan primer perlu mempertimbangkan untuk investasi pada bidan-bidan desa maupun kader yang memiliki semangat dan tekad yang kuat seperti Rina, karena investasi pada sumber daya manusia berarti investasi juga pada masa depan generasi bangsa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dedikasi Rina tekan stunting, tak ada lagi yang makan dengan lauk kopi