Putus total jalur transportasi darat TTS-Malaka

id JEMBATAN

Putus total jalur transportasi darat TTS-Malaka

Akses transportasi darat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ke Kabupaten Malaka dan sebaliknya putus total, akibat jembatan Noebenu yang menghubungkan kedua wilayah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu terancam rubuh akibat tergerus banjir.(ANTARA Foto/Ist)

"Akses transportasi darat dari TTS menuju Malaka putus total karena jembatan Noebenu yang menghubungkan kedua wilayah itu terancam rubuh akibat tergerus banjir," kata Yulius Falo.
Kupang (ANTARA News NTT) - Jalur transportasi darat yang menghubungkan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Malaka di Provinsi Nusa Tenggara Timur, putus total karena jembatan Noebenu yang menghubungkan dua wilayah itu rusak berat akibat tergerus banjir.

"Akses transportasi darat dari TTS menuju Malaka putus total karena jembatan Noebenu yang menghubungkan kedua wilayah itu terancam rubuh akibat tergerus banjir," kata Camat Amanuban Timur, Yulius Falo ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (23/1).

Ia mengatakan sejak Minggu (20/1), tak ada satu pun kendaraan yang melintas di atas jembatan yang dibangun pada 1984 itu, karena takut jebol.

Menurut dia, aparat kecamatan, kepolisian, TNI dan BPBD bersama masyarakat setempat telah membangun jalan alternatif untuk dilintasi kendaraan, namun karena kondisi kali Noebenu masih banjir sehingga belum bisa dilakukan.

"Masyarakat siap membangun jalan alternatif namun karena masih terjadi banjir sehingga pembangunan jembatan darurat dan jalan alternatif belum bisa dilakukan," ujar Yulius.
Akses transportasi darat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ke Kabupaten Malaka dan sebaliknya putus total, akibat jembatan Noebenu yang menghubungkan kedua wilayah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu terancam rubuh akibat tergerus banjir. (ANTARA Foto/ist)
Menurut dia, semua kendaraan dari wilayah TTS yang hendak menuju Kabupaten Malaka harus melintasi wilayah selatan TTS dengan waktu tempuh selama tiga jam lebih. "Apabila melintasi jembatan Neobenu maka waktu tempuh hanya dua jam," tegasnya.

Sementara itu Kepala Seksi Pemerintahan Desa OeEkam, Kecamatan Amanuban Timur, Imanuel Taek yang dihubungi secara terpisah mengatakan Jembatan Noebenu merupakan satu-satunya jembatan yang menghubungkan Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan Kabupaten Malaka.

Kerusakan Jembatan Noebenu, tambah Imanuel, mulai terjadi sejak Desember 2018 setelah wilayah Kabupaten TTS mulai diguyur hujan lebat.

Dikatakannya, Pemerintah Desa OeEkam bersama masyarakat telah memasang portal di ujung jembatan agar tidak dilintasi kendaraan karena kondisi jembatan rawan longsor.

"Sejak Minggu (20/1) sudah tidak ada kendaraan yang melintas di jembatan itu. Para penumpang harus berganti kendaraan apabila hendak ke Malaka maupun ke TTS," ujar Imanuel.
Akses transportasi dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ke Kabupaten Malaka di selatan Belu dan sebaliknya putus total, akibat jembatan Noebenu yang menghubungkan kedua wilayah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu terancam rubuh akibat tergerus banjir. (ANTARA Foto/ist)