BMKG ingatkan masyarakat Sabu Raijua waspadai kebakaran hutan dan lahan
"Dengan tindakan preventif berupa kesadaran dan tanggung jawab dari masyarakat dapat mencegah kerugian material dan imaterial akibat kebakaran hutan dan lahan yang akan terjadi,
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dampak dari kekeringan akibat fenomena El Nino di Indonesia.
"Kami mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati jika melakukan kegiatan pembakaran lahan baik dengan tujuan pembukaan lahan baru untuk berkebun ataupun berternak," kata Kepala Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Jumima Saleh Sidin saat dihubungi di Sabu Raijua dari Kupang, Senin (7/8).
BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan karhutla di wilayah Sabu Raijua.
Sebagaimana penjelasan dari prakirawan Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Lioba Seuk Soera, kondisi atmosfer saat musim kemarau memang akan cenderung meningkatkan potensi penyebaran kebakaran lahan di permukaan atas tanah.
Sejak bulan Mei 2023, Initial Spread Index (ISI) di wilayah Sabu Raijua selalu bernilai lebih besar dari 82 yang menunjukkan tingkat kemudahan penyebaran api di permukaan tanah berada pada kategori sangat tinggi.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,1 guncang Bali
Selain karena kondisi atmosfer yang mendukung saat musim kemarau disertai angin kencang, hal itu juga dipengaruhi jenis vegetasi di wilayah Sabu Raijua yang didominasi oleh sabana tropis kering berupa alang-alang, rumput, dan dedaunan kering yang menutupi lahan permukaan tanah dedaunan dan sifatnya sangat rentan terbakar.
Atas kondisi tersebut, Jumima Saleh Sidin mengingatkan masyarakat yang sedang dan akan melakukan kegiatan pembakaran lahan untuk menjaga dan memastikan kobaran api telah mati sebelum ditinggalkan agar sisa kobaran api tidak merambat atau meluas mencapai pemukiman warga.
Ia juga menyebut frekuensi tertinggi angin kencang terjadi pada saat bulan Mei-Agustus di wilayah Sabu Raijua sehingga akan membuat kobaran api cepat meluas dan menghambat langkah mitigasi pemadaman kebakaran lahan dan bangunan.
"Dengan tindakan preventif berupa kesadaran dan tanggung jawab dari masyarakat dapat mencegah kerugian material dan imaterial akibat kebakaran hutan dan lahan yang akan terjadi," demikian Jumima Saleh Sidin.
Baca juga: Artikel - Mencari sesar yang meluluhlantakkan Cianjur
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dampak El Nino, BMKG: Waspadai karhutla di Sabu Raijua-NTT
"Kami mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati jika melakukan kegiatan pembakaran lahan baik dengan tujuan pembukaan lahan baru untuk berkebun ataupun berternak," kata Kepala Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Jumima Saleh Sidin saat dihubungi di Sabu Raijua dari Kupang, Senin (7/8).
BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan karhutla di wilayah Sabu Raijua.
Sebagaimana penjelasan dari prakirawan Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Lioba Seuk Soera, kondisi atmosfer saat musim kemarau memang akan cenderung meningkatkan potensi penyebaran kebakaran lahan di permukaan atas tanah.
Sejak bulan Mei 2023, Initial Spread Index (ISI) di wilayah Sabu Raijua selalu bernilai lebih besar dari 82 yang menunjukkan tingkat kemudahan penyebaran api di permukaan tanah berada pada kategori sangat tinggi.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,1 guncang Bali
Selain karena kondisi atmosfer yang mendukung saat musim kemarau disertai angin kencang, hal itu juga dipengaruhi jenis vegetasi di wilayah Sabu Raijua yang didominasi oleh sabana tropis kering berupa alang-alang, rumput, dan dedaunan kering yang menutupi lahan permukaan tanah dedaunan dan sifatnya sangat rentan terbakar.
Atas kondisi tersebut, Jumima Saleh Sidin mengingatkan masyarakat yang sedang dan akan melakukan kegiatan pembakaran lahan untuk menjaga dan memastikan kobaran api telah mati sebelum ditinggalkan agar sisa kobaran api tidak merambat atau meluas mencapai pemukiman warga.
Ia juga menyebut frekuensi tertinggi angin kencang terjadi pada saat bulan Mei-Agustus di wilayah Sabu Raijua sehingga akan membuat kobaran api cepat meluas dan menghambat langkah mitigasi pemadaman kebakaran lahan dan bangunan.
"Dengan tindakan preventif berupa kesadaran dan tanggung jawab dari masyarakat dapat mencegah kerugian material dan imaterial akibat kebakaran hutan dan lahan yang akan terjadi," demikian Jumima Saleh Sidin.
Baca juga: Artikel - Mencari sesar yang meluluhlantakkan Cianjur
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dampak El Nino, BMKG: Waspadai karhutla di Sabu Raijua-NTT