Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama pegiat lingkungan dan warga menanam sebanyak 200 anakan pohon di Parapuar Labuan Bajo guna meningkatkan kawasan wisata itu sebagai kawasan hijau dan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi bencana.
"Kami bersama seluruh masyarakat dan pihak menanam pohon sebagai bagian dari gerakan untuk perubahan iklim karena kita tahu banyak fenomena seperti banjir, cuaca ekstrem dan ini bukti kita bisa melakukan sesuatu untuk merawat dan menjaga alam," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.
Ia menambahkan ratusan anakan pohon tersebut terdiri atas pohon merbau dan mahoni. BPOLBF sebelumnya juga telah menanam sejumlah anakan pohon lokal seperti pohon munting.
Penanaman pohon itu, lanjut dia, sebagai bentuk komitmen bersama untuk pengembangan kawasan Parapuar sesuai dengan prinsip berkelanjutan.
"Kita ingin ada satu kekuatan dari Parapuar ini yang adalah hutan, kami juga ingin mengembalikan hutan ini, nah tentu caranya adalah kita harus menjaga dan kalau bisa kita intervensi dengan tanaman-tanaman atau jenis-jenis pohon yang juga punya karakteristik lokal, kita ingin menambah variasi vegetasi," katanya.
Ia juga menjelaskan BPOLBF melalui gerakan peduli lingkungan itu ingin meregenerasi hutan dan merawat hutan.
"Kami tidak mau merusak hutan, kami ingin mengembalikan hutan tapi kita juga bersahabat dengan hutan, kita membangun dan ini sebetulnya konsep dan kita harapkan bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem kita secara keseluruhan," katanya.
Destinasi wisata Parapuar Labuan Bajo, kata Frans, memiliki nilai ekologi yang tinggi serta potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata yang ramah lingkungan.
Dengan pengelolaan yang tepat, diharapkan kawasan itu dapat memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat setempat sekaligus dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.
"Master plan yang sekarang sudah kami review, itu adalah membangun dalam hutan yang artinya nanti kalaupun dalam beberapa lot ini nanti kita sediakan fasilitas pariwisata entah resort, kafe, maka konversi lahan 20 persen dan 80 persen dibiarkan alami," katanya.
Pegiat Lingkungan di Labuan Bajo Pater Marsel Agot mengatakan Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas (DSP) harus mengedepankan keberlanjutan lingkungan dan salah satu dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan itu dengan menanam pohon di kawasan hutan.
"Labuan Bajo dengan kategori super premium ini bidang apa yang dibilang premium, salah satunya kita usahakan supaya pembangunan di sini harus ramah lingkungan, berarti area terbuka hijaunya harus lebih luas," katanya.
Ia menilai upaya peduli lingkungan oleh BPOLBF menjadi contoh bagaimana pengembangan pariwisata harus mengedepankan konsep ekologi melalui pengembangan kawasan yang menitikberatkan pada keberlanjutan alam.
Baca juga: BPOLBF sebut dua investor investasi di Parapuar Labuan Bajo
Baca juga: Kemenparekraf apresiasi BPOLBF gelar kegiatan aktivasi di Parapuar
'Manggarai Barat butuh keteladanan, kalau kita hanya omong susah, kita beri contoh, sesudah itu tidak sulit kita ajak pihak lain untuk bekerja sama membangun Manggarai Barat yang ramah lingkungan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOLBF-Pegiat lingkungan tanam ratusan pohon di Parapuar