Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Pertanian setempat mengimbau para peternak babi menjalankan biosekuriti kandang untuk mencegah penularan penyakit African Swine Fever (ASF) di wilayah tersebut.
"Karena vaksin kita belum ada, maka oleh karena itu yang paling penting dan harus dijaga hanya dengan melakukan biosekuriti total," kata Kadis Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan yang dihubungi dari Labuan Bajo, Jumat, (2/2/2023).
Dia menjelaskan, berdasarkan data hingga 21 Januari 2024 sebanyak 74 ekor babi di daerah itu dilaporkan mati mendadak karena terserang penyakit ASF.
Puluhan ternak yang mati mendadak itu tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Nita sebanyak 66 ekor, Kecamatan Alok Barat lima ekor, Kecamatan Alok Timur dua ekor dan Kecamatan Nelle satu ekor.
Dia menjelaskan, puluhan ekor babi dinyatakan positif terserang penyakit ASF sesuai hasil uji sampel di Laboratorium Veteriner Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka.
Dia menambahkan, penegasan Pemkab Sikka kepada para petani untuk menjalankan biosekuriti kandang ternak babi itu juga dilakukan dengan mengeluarkan surat imbauan dari Bupati Sikka.
Dia berharap kerja sama semua pihak termasuk pemerintah kecamatan dan para tokoh agama serta tokoh masyarakat untuk bersama melakukan pencegahan dan menanggulangi penyebaran penyakit ASF.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Sikka imbau peternak babi jalankan biosekuriti cegah ASF