Artikel - Asa masyarakat untuk IKN
...Mimpi akan Ibu Kota Nusantara tak hanya menjadi cerminan dari ambisi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur dan memajukan negara, tetapi juga merupakan harapan bagi masyarakat sekitar akan masa depan yang lebih baik
Ibu Kota Nusantara (ANTARA) - Rian (25) terlihat sibuk dalam perannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 002, Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur. Proses pencoblosan baru saja selesai, ia pun rehat sejenak untuk melanjutkan proses penghitungan suara.
Setiap langkahnya menunjukkan tanggung jawabnya yang besar dalam menjalankan tugas sebagai anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di salah satu desa terdekat dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
Saat tengah istirahat, ia menyampaikan harapan siapapun pemimpin selanjutnya, IKN akan tetap berlanjut. Bumi Harapan sebagai tempatnya tinggal, menjadi salah satu desa yang paling dekat dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Kawasan inti di IKN tersebut saat ini tengah dipercepat pembangunannya agar bisa rampung sebagian sebelum HUT ke-79 RI.
Adanya pembangunan proyek IKN memang telah membuka banyak peluang ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar ibu kota baru itu, salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan bagi pekerja proyek.
Rian menceritakan bahwa dirinya pernah bekerja sebagai pekerja kosntruksi di KIPP IKN selama enam bulan. Tidak hanya dirinya, kawan-kawan sepantarannya juga banyak yang bekerja di sektor konstruksi dan banyak yang masih bertahan hingga sekarang.
Karena itu, dari segi lapangan pekerjaan, megaproyek IKN telah memperlebar peluang masyarakat untuk mencari nafkah.
Pembangunan infrastruktur besar-besaran, seperti jalan raya, bendungan, jembatan, gedung perkantoran, dan fasilitas umum lainnya di IKN membutuhkan tenaga kerja yang besar dan beragam. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hingga Oktober 2023, proyek pembangunan IKN telah menyerap 12.123 tenaga kerja konstruksi.
Di sela istirahat makan siang, Rian lanjut bercerita bahwa sejak peletakan batu pertama IKN, banyak dari rekan sejawatnya yang beralih profesi, dari petani menjadi pekerja proyek. Kemudian cukup banyak juga yang setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), langsung bekerja di konstruksi IKN.
Fakta ini merupakan hal yang positif dalam menekan angka pengangguran masyarakat sekitar. Kendati demikian, di satu sisi Rian juga khawatir apabila proyek sudah selesai, bagaimana nasib kawan-kawannya yang bekerja di proyek itu? Akankan masih mendapatkan kesempatan bekerja setelah peresmian IKN nanti?
Untuk itu, perlu dipikirkan kejelasan keberlanjutan IKN, serta para pemimpin yang menentukan nasib para pekerja yang sudah berdedikasi membangun Nusantara itu.
Hal yang sama diungkapkan oleh Agus (42), staf safety di salah satu proyek IKN.Ia menilai IKN memang harus ada demi menciptakan pemerataan di Indonesia. Pria asal Semarang, Jawa Tengah, itu mengatakan ibu kota baru di luar Jakarta memang telah dipikirkan oleh para pemimpin terdahulu, namun baru terlaksana saat ini. Momentum ini tidak boleh disia-siakan.
Tidak hanya mengambil pekerja yang berasal dari luar pulau, warga-waga lokal juga banyak yang turut dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur IKN. Ini menjadi salah satu dampak positif adanya pembangunan ibu kota baru terhadap pasar tenaga kerja.
Bagaimanapun, Agus dan kawan-kawan berharap IKN akan menjadi kota yang sesuai dengan konsep rancangan awalnya, yaitu hijau, cerdas, tidak kelebihan penduduk.
Hingga saat ini, pembangunan IKN secara keseluruhan sudah mencapai 71,47 persen. Kemudian pembangunan Istana Presiden dan Lapangan Upacara mencapai 54,7 persen dan terus dikebut. Lapangan itu dapat menampung hingga 8.000 orang untuk upacara. Di sisi lain, area Sumbu Kebangsaan Fase 1 juga sudah mencapai 96,41 persen.
Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencatat total investasi yang telah masuk untuk pembangunan IKN tahap satu mencapai Rp47,5 triliun, dengan porsi investasi swasta mencapai Rp35,9 triliun.
Sudah ada sekitar 350 "letter of intent" (LoI) yang diterima OIKN dan tengah dikaji dengn mendetail, sehingga proyek nantinya dapat memberikan kerja sama yang saling menguntungkan, terutama bagi pembangunan keberlanjutan.
Secara keseluruhan, penyelesaian megaproyek IKN memang masih jauh dari kata selesai. Terlihat dari berbagai fasilitas gedung yang masih belum mulai konstruksinya, namun setidaknya pemerintah menargetkan saat HUT ke-79 RI, kawasan inti sudah siap dipergunakan.
Geliat ekonomi
Setiap langkahnya menunjukkan tanggung jawabnya yang besar dalam menjalankan tugas sebagai anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di salah satu desa terdekat dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
Saat tengah istirahat, ia menyampaikan harapan siapapun pemimpin selanjutnya, IKN akan tetap berlanjut. Bumi Harapan sebagai tempatnya tinggal, menjadi salah satu desa yang paling dekat dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Kawasan inti di IKN tersebut saat ini tengah dipercepat pembangunannya agar bisa rampung sebagian sebelum HUT ke-79 RI.
Adanya pembangunan proyek IKN memang telah membuka banyak peluang ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar ibu kota baru itu, salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan bagi pekerja proyek.
Rian menceritakan bahwa dirinya pernah bekerja sebagai pekerja kosntruksi di KIPP IKN selama enam bulan. Tidak hanya dirinya, kawan-kawan sepantarannya juga banyak yang bekerja di sektor konstruksi dan banyak yang masih bertahan hingga sekarang.
Karena itu, dari segi lapangan pekerjaan, megaproyek IKN telah memperlebar peluang masyarakat untuk mencari nafkah.
Pembangunan infrastruktur besar-besaran, seperti jalan raya, bendungan, jembatan, gedung perkantoran, dan fasilitas umum lainnya di IKN membutuhkan tenaga kerja yang besar dan beragam. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hingga Oktober 2023, proyek pembangunan IKN telah menyerap 12.123 tenaga kerja konstruksi.
Di sela istirahat makan siang, Rian lanjut bercerita bahwa sejak peletakan batu pertama IKN, banyak dari rekan sejawatnya yang beralih profesi, dari petani menjadi pekerja proyek. Kemudian cukup banyak juga yang setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), langsung bekerja di konstruksi IKN.
Fakta ini merupakan hal yang positif dalam menekan angka pengangguran masyarakat sekitar. Kendati demikian, di satu sisi Rian juga khawatir apabila proyek sudah selesai, bagaimana nasib kawan-kawannya yang bekerja di proyek itu? Akankan masih mendapatkan kesempatan bekerja setelah peresmian IKN nanti?
Untuk itu, perlu dipikirkan kejelasan keberlanjutan IKN, serta para pemimpin yang menentukan nasib para pekerja yang sudah berdedikasi membangun Nusantara itu.
Hal yang sama diungkapkan oleh Agus (42), staf safety di salah satu proyek IKN.Ia menilai IKN memang harus ada demi menciptakan pemerataan di Indonesia. Pria asal Semarang, Jawa Tengah, itu mengatakan ibu kota baru di luar Jakarta memang telah dipikirkan oleh para pemimpin terdahulu, namun baru terlaksana saat ini. Momentum ini tidak boleh disia-siakan.
Tidak hanya mengambil pekerja yang berasal dari luar pulau, warga-waga lokal juga banyak yang turut dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur IKN. Ini menjadi salah satu dampak positif adanya pembangunan ibu kota baru terhadap pasar tenaga kerja.
Bagaimanapun, Agus dan kawan-kawan berharap IKN akan menjadi kota yang sesuai dengan konsep rancangan awalnya, yaitu hijau, cerdas, tidak kelebihan penduduk.
Hingga saat ini, pembangunan IKN secara keseluruhan sudah mencapai 71,47 persen. Kemudian pembangunan Istana Presiden dan Lapangan Upacara mencapai 54,7 persen dan terus dikebut. Lapangan itu dapat menampung hingga 8.000 orang untuk upacara. Di sisi lain, area Sumbu Kebangsaan Fase 1 juga sudah mencapai 96,41 persen.
Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencatat total investasi yang telah masuk untuk pembangunan IKN tahap satu mencapai Rp47,5 triliun, dengan porsi investasi swasta mencapai Rp35,9 triliun.
Sudah ada sekitar 350 "letter of intent" (LoI) yang diterima OIKN dan tengah dikaji dengn mendetail, sehingga proyek nantinya dapat memberikan kerja sama yang saling menguntungkan, terutama bagi pembangunan keberlanjutan.
Secara keseluruhan, penyelesaian megaproyek IKN memang masih jauh dari kata selesai. Terlihat dari berbagai fasilitas gedung yang masih belum mulai konstruksinya, namun setidaknya pemerintah menargetkan saat HUT ke-79 RI, kawasan inti sudah siap dipergunakan.
Geliat ekonomi