Kupang (ANTARA) - Tim evakuasi dan pencarian korban tanah longsor di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur kesulitan alat berat untuk mengevakuasi korban yang masih tertimbun longsor di Kecamatan Komodo dan Mbiling.
"Tim evakuasi sudah ke lokasi bencana, namun tidak bisa mengevakuasi korban karena ketiadaan alat berat," kata Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Manggarai Barat Hans Mboik ketika dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (8/3) sore.
Laporan yang diterima menuebutkan ada sekitar delapan orang yang tertimbun longsor, dua di antaranya ditemukan dalam keadaan tewas, sedang enam orang lainnya masih dalam proses pencarian di tengah longsoran itu.
Hans mengatakan saat ini dirinya sedang berada di lokasi longsor untuk melakukan evakuasi bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri serta BPBD Manggarai Barat.
"Tim reaksi cepat saat ini sedang berusaha keras agar bisa mencari dan menemukan korban yang dilaporkan belum ditemukan itu," katanya.
Menurut dia, ada sekitar delapan titik longsor di wilayah Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai menuju Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.
Ruas jalan yang menghubungkan Ruteng dengan Labuan Bajo tidak bisa diakses karena tertutup lumpur dan luruhan batu serta pepohonan di sekiitarnya. Hubungan antardua kota di Flores Barat itu menjadi lumpuh total yang diperparah lagi dengan ambruknya jembatan Wailing.
Menurut perkiraan ada sekitar 18 titik longsor antara Labuan Bajo sampai Ruteng, sehingga untuk menormalisasi hubungan darat antarkedua kota membutuhkan waktu yang lama.
Para korban saat ini kesulitan bahan makanan sehingga meminta pemerintah setempat untuk segera mendrop logistik untuk mengurangi penderitaan yang dialami masyarakat korban.
Baca juga: Dua warga Manggarai Barat tewas akibat longsor
Baca juga: 11 rumah rusak akibat banjir bandang di Flores Timur