BPBD Matim : Longsor di Elar Selatan mulai ditangani

id BPBD Manggarai Timur, NTT, longsor, cuaca ekstrem, BMKG, hujan

BPBD Matim : Longsor di Elar Selatan mulai ditangani

Longsor di ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Lewurla Desa Wae Rasan menuju Kelurahan Lempang Paji Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Manggarai Timur)

"Tim BPBD Kabupaten Manggarai Timur sudah monitoring sejak minggu lalu

Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Timur Petrus Subin mengatakan penanganan material longsor telah dilakukan di ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Lewurla, Desa Wae Rasan menuju Kelurahan Lempang Paji, Kecamatan Elar Selatan.

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan pemerintah desa hari ini mulai dilakukan evakuasi material longsor oleh pihak ketiga atau mitra pemerintah daerah," katanya dihubungi dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (3/1).

Ia mengatakan longsor itu akibat hujan deras yang mengguyur daerah setempat pada 28 Januari 2025.

"Tim BPBD Kabupaten Manggarai Timur sudah monitoring sejak minggu lalu," ujarnya.

Dia mengharapkan penanganan material longsor menggunakan alat berat segera selesai sehingga mobilitas warga kembali lancar.

"Tidak ada jalur alternatif, jalur antarkecamatan terputus," ujarnya.

Ia juga mengimbau warga di daerah itu meningkatkan kesiapsiagaan dan mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor.

Baca juga: Polres Matim tanam jagung dukung program ketahanan pangan
Baca juga: BPBD paparkan hasil kajian penyebab tanah bergerak di Matim

Ia menyebut banjir dan tanah longsor berpotensi terjadi di 10 kecamatan, yakni Borong , Rana Mese, Kota Komba Utara, Kota Komba, Lamba Leda Selatan, Lamba Leda Utara, Lamba Leda, Elar Selatan, dan Elar.

"Masyarakat jangan panik tapi selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan selalu memantau perkembangan informasi peringatan diri dari BMKG setempat," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang memprakirakan kondisi cuaca ekstrem di NTT dapat terus terjadi hingga 3 Februari 2025.

"Beberapa hari terakhir hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat terjadi di NTT, khususnya di Kota Kupang, dan di Kota Kupang pada tanggal 27 Januari lalu hujannya sudah masuk dalam kategori ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek.

Ia mengatakan cuaca ekstrem di NTT dipengaruhi beberapa fenomena alam, seperti penguatan Monsun Asia, fenomena La Nina lemah, sirkulasi siklonik, gelombang Rossby dan Kelvin, serta Madden Julian Oscillation (MJO).

"Lima fenomena inilah yang semakin menguat sehingga menambah curah hujan yang terjadi di NTT, sehingga terjadi hujan dengan intensitas sedang dan lebat," ujar dia.

Walaupun diprakirakan hingga 3 Februari cuaca ekstrem berlangsung di NTT, katanya, puncak musim hujan masih akan terus berlangsung selama Februari.

"Kami akan terus memantau cuaca yang ada di NTT, bisa saja cuaca ekstrem terus berlanjut dan kami bisa saja memperpanjang peringatan dini cuaca ekstrem di NTT," ucap Sti Nenotek.