Kupang, NTT (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (BBP NTT) menggelar bimbingan teknis (bimtek) Guru Utama Bahasa Dawan bagi 76 guru di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan bahasa daerah.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Sekda) Kabupaten TTU Yoseph Kuabib dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, mengapresiasi langkah Balai Bahasa yang menginisiasi kegiatan ini dan menekankan pentingnya peran guru dalam pelestarian bahasa ibu.
“Bahasa Dawan bukan sekadar alat komunikasi, melainkan identitas dan jiwa masyarakat kita. Mengajar bahasa daerah harus disertai semangat mencintai akar budaya leluhur. Bahasa Dawan jangan diajarkan sebagai sesuatu yang kuno, melainkan sebagai sesuatu yang luhur,” kata Yoseph saat membuka secara resmi kegiatan tersebut mewakili Bupati TTU.
Ia juga menambahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTU mendukung segala upaya pelindungan bahasa daerah, karena pelestarian bahasa merupakan bagian dari pelestarian nilai-nilai lokal yang membentuk karakter masyarakat.
Pada kesempatan sama Kepala BBP NTT Ralph Hery Budhiono mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional pelindungan bahasa dan sastra daerah yang dicanangkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
“Melalui pelatihan ini kami ingin memperkuat peran guru sebagai agen pelestari bahasa. Para guru tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga mentransmisikan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat,” ujarnya.
Pihaknya berharap melalui bimtek ini muncul Guru Utama Bahasa Dawan di setiap sekolah yang mampu menjadi rujukan dalam pengembangan dan pengajaran bahasa daerah.
Adapun bimtek yang berlangsung pada 2-5 Juni ini diikuti oleh 76 peserta, terdiri atas para guru dari jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh wilayah Kabupaten TTU.
Bimtek tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan penulis, maestro, dan budayawan, yang memberikan materi mengenai metode pembelajaran bahasa daerah, teknik penulisan cerita rakyat, komedi tunggal, hingga penyusunan bahan ajar berbasis budaya lokal.