Mungkinkah Pemilu 2019 di Flores Timur ditunda?

id FRANS DIAZ

Mungkinkah Pemilu 2019 di Flores Timur ditunda?

Ketua Bidang Divisi Data KPU NTT, Frans V Diaz. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

KPU RI dan Pemprov NTT akan membahas usulan penundaan Pemilu 2019 di Flores Timur, karena bertepatan dengan rangkaian kegiatan pekan suci (Semana Santa) Paskah di Kota Reinha Rosari, sebutan khas Kota Larantuka.
Kupang (ANTARA) - KPU RI dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akan membahas usulan penundaan Pemilu 2019 di Flores Timur, karena bertepatan dengan rangkaian kegiatan pekan suci (Semana Santa) Paskah di Kota Reinha Rosari, sebutan khas Kota Larantuka.

"Sebab, pemilu serentak yang berlangsung pada 17 April mendatang, bertepatan dengan perayaan Rabu Trewa (awal dimulainya perayaan Tri Hari Suci Paskah) di kota kecil yang terletak di lereng Gunung (Ile) Mandiri itu," kata Ketua Divisi Bidang Data KPU NTT Frans V Diaz di Kupang, Rabu (27/3).

Ia mengatakan usul penundaan pemilu tersebut mendapat tanggapan positif dari KPU RI, sehingga institusi penyelenggara Pemilu itu mengundang Pemerintah NTT, Kapolda dan Bawaslu untuk membahas masalah ini di Jakarta pada Kamis (28/3).

Menurut dia, undangan rapat koordinasi oleh KPU RI itu setelah memperhatikan surat KPU Flores Timur dan KPU Provinsi NTT, yang menyampaikan adanya aspirasi pemerintah daerah dan masyarakat Flores Timur, yang mengusulkan penundaan pelaksanaan pemungutan suara di daerah itu karena bertepatan dengan hari raya keagamaan.

Sebelumnya Keuskupan Larantuka di Flores Timur menyurati pemerintah dan meminta pergeseran jadwal Pemilu 2019 di daerah itu, karena jadwal pemilu pada 17 April 2019 bertepatan dengan perayaan Rabu Trewa (awal dimulainya perayaan Tri Hari Suci Paskah).

Dalam tradisi Gereja Katolik Larantuka, kegiatan pekan suci (Semana Santa) menjelang perayaan Tri Hari Suci Paskah di ujung timur Pulau Flores itu dimulai dari Rabu Trewa atau umat Katolik setempat menyebutnya hari terbelenggu (trewa).

Pada hari terbelenggu (trewa) ini, umat Katolik setempat berkumpul di kapel untuk berdoa mengenang kisah pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus di Taman Gentsemani.

Sejak pagi hari Larantuka berubah menjadi kota berkabung. Di malam harinya, umat Katolik melakukan ritual bebunyian, sebagai simbol berduka saat Yesus dibelenggu oleh serdadu dan para algojo Yahudi lalu diseret mengelilingi Kota Nazareth setelah ditangkap Yudas Iskariot.

Segala macam alat dipukul untuk membuat bebunyian, karena keesokan harinya (Kamis Putih) suasana kota bakal sunyi dan sepi.

Frans Diaz mengatakan, apapun keputusan yang diambil dalam rapat koordinasi bersama ini, KPU siap melaksanakan karena merupakan tanggung jawab sebagai penyelenggara.

Baca juga: Puluhan ribu mahasiswa Undana Kupang terancam tidak ikut pemilu
Baca juga: Gara-gara tidak menyerahkan LADK, enam parpol dilarang ikut Pemilu 2019