Kupang (Antara NTT) - Sejumlah tukang cuci kendaraan bermotor di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur mengaku sedang panen raya karena meraup keuntungan yang cukup signifikan dengan mencuci kendaraan bermotor saat musim penghujan.
"Kita dapat keuntungan yang banyak kalau musim hujan. Sebab dalam sehari bisa ada sekitar 25-30 motor yang kami cuci dibandingkan saat musim panas yang jumlahnya hanya berkisar dari 10-15 per hari," kata Agus, seorang tukang cuci motor yang ditemui di Kota Kupang, Sabtu.
Agus mengaku dari hasil pencucian motor selama satu bulan sejak Desember 2016 lalu, ia sudah meraup keuntungan sebesar Rp2 juta sampai Rp2,5 juta dalam sebulan.
Namun jika saat musim panas, ia hanya meraup antara Rp1 juta sampai Rp2 juta per bulan dengan harga cuci Rp10.000/motor.
"Saya baru bekerja di sini selama satu tahun lebih, Puji Tuhan dalam setahun sudah bisa kredit kendaraan bermotor roda dua yang saat ini sering saya gunakan untuk beraktivitas," ujarnya.
Menurut dia, musim hujan merupakan musim yang berkah bagi para pencuci sepeda motor, karena bisa mendapatkan pelanggan dalam jumlah yang banyak.
"Lelah rasanya mencuci begitu banyak sepeda motor dalam sehari. Kalau stamina tidak kuat, bisa jatuh sakit," tambah Benny Lapebesi, salah seorang pencuci motor lainnya di Bilangan Penfui Kupang.
Menurut Lapebesi, walaupun lelah, hasil yang diperolehnya pun sangat memenuhi kebutuhan hidup, bahkan lebih besar dari upah minimum regional NTT yang hanya mencapai Rp1,5 juta.
Hal yang sama juga diakui oleh Bobby teman sekerja Agus yang sudah membuka usaha itu sejak tahun 2000.
Ia mengaku mencari pekerjaan sangat sulit di Kota Kupang, sehingga dengan bekerja sebagai tukang cuci kendaraan bermotor, Bobby bisa mendapatkan uang dari keringatnya sendiri.
"Sejak tahun 2000 hingga sekarang saya sudah bisa membeli motor secara cash dan sedikit demi sedikit bisa membangun rumah untuk tinggal," tambahnya.
Bobby berharap kelak ke depan, pemerintah bisa membantu mereka dengan memberikan modal usaha cuci motor untuk mengembangkan usahanya.
"Saya mau membuka usaha ini lebih besar lagi tetapi belum memiliki modal yang mumpuni. Kami berharap suatu saat nanti, pemerintahan kota bisa memberikan kami modal untuk mengembangkan usaha," ujarnya.