Kupang (Antara NTT) - PT Pertani (Persero) Kupang tengah menggencarkan sosialisasi kepada sekitar 64,67 persen petani lahan kering dan lahan basah di Nusa Tenggara Timur untuk dapat memilih benih yang berlabel resmi dan bersubsidi.
"PT Pertani juga memberi keistimewaan kepada petani di NTT bahwa mereka boleh mendapatkan benih saat ini dan baru akan dibayarkan setelah panen," kata Pelaksana Distribusi Benih PT Pertani (Persero) Wilayah NTT Komang Suka Brata di Kupang, Senin.
Ia mengatakan hal ini terkait kesiapan memasuki musim tanam dan ketersediaan sarana produksi pertanian yang tepat waktu dan upaya yang dilakukan untuk mencegah benih palsu yang kemungkinan bisa saja beredar di kalangan petani menjelang musim tanam.
"Pengalaman selama ini di lapangan, sebagian besar petani belum memiliki kesadaran yang baik untuk memilih benih yang tepat guna ditanam di lahan yang telah disiapkan, sehingga hasilnya sangat berpengaruh terhadap jumlah dan kualitas produksi," katanya.
Ia mengatakan bagi sebagian besar keluarga petani, hasil pertanian digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga dan menjadi sumber pendapatan untuk pemenuhan hidup ekonomi rumah tangga," katanya.
Sehingga pemerintah baik kabupaten/kota maupun provinsi selalu berupaya untuk dapat meningkatkan produksi tanaman pangan melalui pelaksanaan program-program antara lain ekstensifikasi, intensifikasi dan difersifikasi.
Hal ini katanya tercermin dari data luas areal dan produksi tanaman pangan sumber karbohidrat (padi, jagung, kacang-kacangan, umbi-unmbian) dan sumber protein nabati (sayur dan buah).
"Produktifitas tanaman pangan yang ada di Nusa Tenggara Timur, terjadi produktifitas untuk tanaman padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar," katanya.
Sedangkan untuk tanaman pangan lainnya mengalamai penurunan akibat pergeseran musim hujan yang berdampak pada kesalahan perhitungan periode tanam dari petani.
"Tanaman padi memiliki produktifitas yang lebih tinggi di bandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Dengan luas panen 195.201 ha menghasilkan produksi sebesar 591.374 ton, meningkatkan 85.746 ton atau 16,95 persen," katanya.
Dia menyebut produktivitas tanaman jagung sebesar 3,30 ton/ha atau meningkat 8,91 persen.
Peningkatan produktifitas tanaman jagung ini sebagai pertanda keberhasilan dari pelaksanaan prokram empat tekad pembangunan (Jagung, Ternak, Cendana dan Koperasi) dari pemerintahan provinsi NTT.
Selain pertanian ada juga beberapa jenis komoditi perkebunan yang dimiliki daerah iniyang bernilai ekonomis dan mempunyai peluang pasar yang baik.komoditi tersebut antara lain kelapa, jambu mete, kopi, kakao, cengkeh, fanili, tembakau, dan kapas.
"Perkebunan ini pada umumnya di pasarkan secara lokal, regional maupun global," kata Komang Suka Brata.
Berita Terkait
BPBD Kupang ingatkan petani tidak bakar lahan kering
Sabtu, 31 Agustus 2024 17:25 Wib
BMKG ingatkan 9 kabupaten di NTT waspada angin kencang
Rabu, 10 Juli 2024 15:23 Wib
Fenomena El Nino bertahan hingga pertengahan 2024
Jumat, 8 September 2023 2:00 Wib
Waspadai ancaman karhutla akibat angin kencang di NTT, kata BMKG
Kamis, 13 Juli 2023 13:03 Wib
Warga NTT dimbau waspadai angin kencang bersifat kering
Jumat, 26 Mei 2023 16:30 Wib
Masyarakt NTT diimbau waspadai aktifnya angin muson timur
Jumat, 12 Mei 2023 9:46 Wib
WBP asimilasi Lapas Atambua panen 4,5 ton gabah kering
Jumat, 14 April 2023 9:32 Wib
Satgas Pamtas RI-Timor Leste dorong warga optimalkan lahan kering untuk usaha
Selasa, 17 Januari 2023 11:20 Wib