Bank Indonesia kembangkan UMKM sebagai wisata penyangga di NTT

id tenun ikat NTT

Bank Indonesia kembangkan UMKM sebagai wisata penyangga di NTT

Dua pengunjung pameran tengah menyaksikan Alfonsa Horeng menenun dengan menggunakan alat yang sangat sederhana khusus dibawa dari Flores, Nusa Tenggara Timur dengan latar belakang kain tenun Lepo Lorun. (ANTARA FOTO/Zeynita Gibbons)

Kantor Perwakilan BI NTT terus mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dibentuk melalui klaster-klaster sebagai wisata penyangga yang menyebar di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur terus mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dibentuk melalui klaster-klaster sebagai wisata penyangga yang menyebar di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.

"Pengembangan UMKM sebagai bagian dari wisata penyangga ini terutama untuk tujuan ekowisata," kata Manajer Fungsi Koordinasi, Komunikasi dan Kebijakan BI Provinsi NTT, Andre Asa, di Kupang, Senin (29/4).

Ia mengatakan, salah satu UMKM binaan yang sudah dikembangkan sebagai bagian dari ekowisata yaitu di Nita, Kabupaten Sikka, Pulau Flores

"Di sana kami kembangkan bersama seniman tenun ikat yang terkenal, ibu Alfonsa Horeng. Wisatawan bisa berkunjung dan tinggal dalam waktu yang lama, selain belajar tenun mereka juga mengunjungi dan memanen di kebun kakao, kebun kopi, kebun kelapa, yang dikelola UMKM," katanya.

Menurut Andre, konsep pengembangan seperti ini juga sedang didorong untuk dilakukan melalui UMKM binaan di Kabupaten Ngada berupa klaster komditas kopi.

Ia menjelaskan, sasaran pengembangan UMKM ini selain untuk menumbuhkan sumber ekonomi masyarakat, juga memperkaya pilihan berwisata di daerah-daerah sehingga berdampak pada lama tinggal wisatawan.

Baca juga: BI NTT perluas akses pasar UMKM

"Misalnya saat wisatawan ingin berwisata ke Kampung Adat Bena di Ngada, nantinya mereka juga ada pilihan lain berwisata ke kebun kopi yang berkualitas dan sudah terkenal di tingkat internasional," katanya.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya telah beberapa UMKM dengan beragam klaster seperti klaster cabai merah di Kabupaten Sumba Barat Daya, klaster bawang merah di Kabupaten Belu, klaster sapi yang terintegrasi dengan bawang di Kupang, klaster padi di Kabupaten Manggarai Barat, klaster tenun ikat di Kabupaten Sumba Timur.

"Klaster-klaster ini kami telah kami perkuat secara sumber daya manusia melalui pelatihan maupun secara kelembagaan sehingga bisa mandiri dan menjadi percontohan untuk UMKM-UMKM lain di NTT," katanya.

Baca juga: Bank Indonesia perkuat UMKM klaster kopi di Ngada
Baca juga: UMKM ramaikan kampanye Jokowi di Lasiana Kupang