Jokowi paham bahwa kekuasaan harus dikontrol

id Jokowi

Jokowi paham bahwa kekuasaan harus dikontrol

Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat Minggu (14/7/2019). Joko Widodo menyampaikan visi untuk membangun Indonesia di periode kedua pemerintahannya diantaranya pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi dan efektifitas serta efisiensi alokasi dan penggunaan APBN. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

"Sebagai seorang demokrat, Jokowi memandang oposisi penting. Hal ini memberi makna bahwa kekuasaan tidak bisa dibiarkan bebas tanpa kontrol," kata Ahmad Atang.
Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang, MSi menilai Presiden Joko Widodo memahami bahwa kekuasaan tidak boleh dibiarkan bebas tanpa adanya kontrol.

"Sebagai seorang demokrat, Jokowi memandang oposisi penting. Hal ini memberi makna bahwa kekuasaan tidak bisa dibiarkan bebas tanpa kontrol," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Rabu (17/7).

Dia mengemukakan hal itu, ketika diminta pandangan seputar pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa oposisi itu mulia.

Sebelumnya, Presiden Indonesia untuk masa jabatan 2019-2024, Joko Widodo mengatakan, menjadi pihak oposisi merupakan hal yang mulia.

Dalam penyampaian Visi Indonesia di acara Syukuran Nasional 2019, dia menuturkan bahwa mendukung mati-matian kandidat presiden boleh saja dilakukan.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Seskab Pramono Anung sebelum memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Senin (15/7/2019). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
Dia juga mengatakan bahwa mendukung dengan militansi juga diperbolehkan, namun yang dilarang adalah menimbulkan dendam dan kebencian. "Mendukung mati-matian kandidat boleh, dukung dengan militansi boleh. Menjadi oposisi itu juga mulia," kata Jokowi.

Menurut Ahmad Atang, sebagai seorang demokrat, Jokowi memandang oposisi penting. Hal ini memberi makna bahwa kekuasaan tidak bisa dibiarkan bebas tanpa kontrol, dan pada titik ini Jokowi memberi ruang untuk dilakukan koreksi terhadap perjalanan pemerintahannya selama lima tahun ke depan.

Karena itu, ruang publik ini tidak hanya terbuka untuk mereka yang berbeda secara politik, namun para pendukung loyal Jokowi punya hak melakukan kontrol.

Namun Jokowi juga memberi isyarat jika koreksi tidak didasarkan pada balas dendam politik, pembunuhan karakter melalui fitnah dan asal menuduh, kata Ahmad Atang. 
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (kedua kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kedua kanan) bersama Ibu Iriana Joko Widodo (kiri) dan Ibu Wury Estu Handayani (kanan) menyapa pendukung sebelum memberikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat Minggu (14/7/2019). Joko Widodo menyampaikan visi untuk membangun Indonesia di periode kedua pemerintahannya diantaranya pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi dan efektifitas serta efisiensi alokasi dan penggunaan APBN. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)