Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maritje Pattiwaellapea mengapresiasi sektor pertanian di provinsi setempat mengalami pertumbuhan signifikan mencapai 16,72 persen secara q-to-q atau triwulan II terhadap triwulan I tahun 2019.
"Dibandingkan sektor lainnya, pertanian kita bagus karena tumbuh luar biasa di triwulan II mencapai hingga dua digit sebesar 16,72 persen," katanya di Kupang, Senin (5/8).
Ia mengatakan, pertumbuhan sektor pertanian ini akibat dari massa panen raya yang dialami para petani di provinsi berbasiskan kepulauan itu bergeser ke triwulan II atau selama Apri hingga Juni.
"Tidak hanya bergesernya musim panen, tapi ternyata terjadi juga penambahan luas panen petani dibandingkan tahun sebelumnya," katanya, menambahkan pertumbuhan sektor pertanian sangat tergantung pada kondisi musim.
Ia menjelaskan, secara q-to-q perekonomian di provinsi setempat tumbuh 5,95 persen dengan share terbesar dari sektor pertanian yang tercatat mencapai 29,67 persen.
Baca juga: Politeknik Pertanian Kupang bangun pabrik pakan ternak
Untuk itu, menurut Maritje, sektor pertanian perlu terus didorong pemerintah daerah setempat karena memiliki share yang besar terhadap pendapatan domestik regional bruto (PDRB).
"Karena pertanian ini share paling besar terhadap PDRB sehingga kalau tumbuh besar maka berdampak besar terhadap perekonomian NTT," katanya.
Ia menambahkan, selain pertanian, pertumbuhan ekonomi tertinggi selanjutnya disusul lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum serta transportasi dan pergudangan, masing-masing 6,98 persen dan 6,47 persen.
"Dua sektor ini juga terus bertumbuh positif hanya saja share-nya terhadap PDRB kita masih jauh lebih kecil jika dibandingkan pertanian," katanya.
Baca juga: NTT butuh ahli pertanian, perkebunan dan kemaritiman
Baca juga: SLI dinilai efektif tingkatkan produksi pertanian
Pertumbuhan sektor pertanian di NTT capai dua digit
Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapea mengapresiasi sektor pertanian di provinsi setempat mengalami pertumbuhan signifikan mencapai 16,72 persen secara q-to-q atau triwulan II terhadap triwulan I tahun 2019.