Kupang (ANTARA) - Isak tangis membahana pada Kamis (8/8) sore ketika Maksi Robin Mesakh (42) dilaporkan tewas terbunuh dalam kerusuhan antarwarga di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, usai upacara pinangan di Desa Tanah Merah.
Entah apa penyebabnya sampai kisah pahit pinangan maut itu terjadi. "Kericuhan antarkeluarga terjadi dalam acara pinangan sehingga menyulut terjadi percekcokan yang menyebabkan satu korban tewas terbunuh. Kami menduga, para pelaku sudah dalam kondisi mabuk akibat minuman keras," ujar Kapolres Kupang AKPB Indera Gunawan.
Tidak hanya itu, ada beberapa warga lainnya, seperti Mea Besik (27), Andi Haning (22), dan Benny Nggeon (28) juga mengalami luka serius akibat terkena tebasan parang dan benda tajam lainnya. Oebelo memang rawan di Kecamatan Kupang Tengah.
Beberapa waktu lalu, juga sempat terjadi bentrok antarwarga di desa itu yang mengangkibatkan salah seorang penduduk tewas terbunuh. "Kejadian di Desa Oebelo itu bukan bentrokan seperti yang disebarkan melalui media sosial, melainkan kericuhan antarkeluarga dalam acara pinangan sehingga menyulut terjadi percekcokan yang menyebabkan satu korban tewas terbunuh," ujar Indera Gunawan.
Mengapa orang menjadi mudah marah dalam menghadapi sebuah situasi? Apakah karena mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap frustrasi, kejengkelan, dan kerepotan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari?
Menurut jurnal kedokteran, kemarahan bisa disebabkan oleh peristiwa eksternal dan internal, atau disebabkan oleh kekhawatiran untuk menyelesaikan suatu masalah. Mereka yang mudah marah adalah orang-orang yang enggan mengalami ketidaknyamanan, dan terganggu karena dikoreksi atas kesalahan kecil yang dilakukannya.
Lantas apa saja faktor yang membuat orang menjadi cepat marah? Menurut jurnal tersebut, biasanya orang yang mudah marah berasal dari keluarga yang kacau dan tidak terampil dalam menjalin komunikasi serta faktor gen yang memengaruhinya.
Beberapa anak yang mudah tersinggung dan marah dapat dikenali sejak usia dini. Mereka yang mempunyai sifat pemarah biasanya karena ada anggota keluarganya yang juga mempunyai sifat yang sama. Ibarat buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Orang-orang yang mudah marah terkadang merasa memiliki kedudukan yang lebih tinggi ketimbang orang lain. Mereka ingin menjadi otoritas dalam masalah apa pun. Apabila mereka tidak diperlakukan sebagaimana yang mereka harapkan, hal ini akan membuatnya makin marah.
Selain itu, kelaparan juga bisa mendorong seseorang menjadi cepat marah. Tidak seperti organ dan jaringan tubuh lainnya yang dapat menggunakan stok nutrisi lain untuk bisa tetap bekerja, otak sangat bergantung pada glukosa agar bisa melakukan tugasnya dengan optimal.
Otak yang kekurangan glukosa akan kesulitan untuk mengontrol gejala amarah. Serangan lapar akut memicu pelepasan hormon stres serotonin yang membuat siapa pun akan makin sulit untuk mengontrol amarah dan emosi.
Baca juga: Situasi keamanan di Oebelo sudah kondunsif
Mengendalikan Emosi
American College of Obstetrics and Gynecology juga menyebutkan kemarahan juga bisa dipicu oleh hipertiroidisme, kondisi ketika kadar hormon tiroksin di dalam tubuh sangat tinggi. Hormon tiroksin dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan berperan dalam berbagai proses metabolisme. Oleh sebab itu, gangguan pada hormon ini akan menyebabkan gangguan metabolisme tubuh
Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Kondisi ini biasanya banyak dialami para wanita. Pasalnya, hormon tiroid memengaruhi sistem metabolisme. Hal ini tentunya akan meningkatkan kegelisahan dan kesulitan untuk berkonsentrasi.
Dapat dipahami bahwa setiap orang memiliki tingkat emosi yang berbeda, tergantung bagaimana masing-masing individu dapat mengendalikan. Marah adalah emosi yang sehat seperti halnya menangis atau tertawa. Jika seseorang marah, penyebab mudah marah bisa karena kecewa, takut, tersinggung, atau merasa terluka.
Doktor Helen Stokes Lampard dari Royal College of General Practitioners menyebutkan ada sejumlah kondisi medis dan obat-obatan yang menjadi penyebab emosi, seperti hipertiroidisme, karena kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Kondisi ini biasanya banyak dialami para wanita.
Menurut Dr. Neil Gittoes, seorang ahli endokrinologi di University Hospitals Birmingham and BMI the Priory Hospital, Birmingham, hormon tiroid memengaruhi sistem metabolisme tubuh. Hal ini akan meningkatkan kegelisahan, gugup, serta sulit berkonsentrasi.
Ketika tiroid terlalu aktif, kondisi inilah yang dapat menjadi alasan mengapa orang gampang marah dan mudah berteriak serta meledak-ledak. Dalam sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas California memaparkan bahwa statin akan membuat serotonin lebih rendah yang menyebabkan peningkatan depresi dan kematian.
Statin yang diresepkan sebagai obat kolesterol tinggi menimbulkan efek samping yang menjadi penyebab emosi pada seseorang hingga kehilangan kesabaran. Selain itu, seorang penderita diabetes yang kekurangan gula darah juga menjadi salah satu penyebab emosi. Ketidakseimbangan kadar gula pada tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan serotonin dalam otak.
Akibatnya, sesorang menjadi lebih agresif, kebingungan, mudah emosi, marah berlebihan, dan bahkan serangan panik. Sementara itu, depresi juga kemungkingnan menjadi penyebab marah yang sering dialami seseorang.
Menurut Paulus Blenkiron, psikiater dari Bootham Park Hospital, New York, akibat depresi seseorang dapat merasa sangat mudah marah, gelisah serta menyebabkan perasaan tidak berharga, malu atau merasa bersalah.
Selain itu, insomnia juga menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya emosi. Gejala yang timbul dari insomnia biasanya karena mengalami kelelahan, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, dan sakit kepala ringan. Insomnia membuat seseorang tidak cukup istirahat. Maka, tidak heran bila gangguan tidur ini menjadi penyebab marah pada penderita insomnia.
Seseorang yang mudah marah dan tersinggung dapat melepaskan aura negatif yang memicu stres dan berdampak buruk terhadap lingkungan sekitarnya. Ketika merasa kesal, gelisah, menjadi pemarah, dan rewel. Reaksi seseorang terhadap marah juga cenderung jauh lebih agresif daripada biasanya.
Setiap terpapar dengan situasi yang berbeda maka muncullah penyesuaian rasa yang melibatkan banyak pertimbangan yang kemudian dikenal sebagai kebiasaan. Ada beberapa alasan mengapa seseorang menjadi sangat mudah untuk marah sehingga tidak mampu mengendalikan sikapnya sendiri.
Pada dasarnya, ada begitu banyak hal yang membuat seseorang marah. Akan tetapi, di balik semuanya itu faktor yang paling menentukan adalah tingkat pengalaman dan kedewasaan setiap manusia. Mereka yang telah mengalami hal-hal buruk dalam hidupnya lebih siap menghadapi keburukan itu bila datang berikutnya.
Akan tetapi, bila seseorang hanya pernah terluka sekali saja atau tidak pernah merasakan sakitnya dilukai sebelumnya, situasi terkesan seperti menghentakkan dan mengejutkan walau hanya sesaat saja. Demikian juga pengalaman-pengalaman baru biasanya mampu membuat beberapa orang menjadi sangat emosional melaluinya.
Pada dasarnya, kekurangmampuan seseorang dalam menghadapi masalah membuatnya tidak mampu juga mengendalikan diri terhadap berbagai situasi yang berbeda. Kekurangan ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang minim.
Apakah kisah pahit dalam "pinangan maut" di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT itu disebabkan oleh berbagai faktor tersebut? Tampaknya analisis Kapolres Kupang AKBP Indera Gunawan jauh lebih jitu dibandingkan faktor-faktor yang memengaruhi seseorang menjadi mudah marah dan murka seperti terurai tersebut di atas.
Tampaknya persoalan mabuk akibat minuman keras yang menjadi pemicu terjadinya "pinangan maut" tersebut. Kini, semua orang akan menunggu hasil kerja polisi untuk mengetahui terjadinya bentrok berdarah dan siapa tersangka pelakunya yang membuat Maksi Robin Mesakh harus kehilangan nyawa.
Baca juga: Ratusan warga Tanah Merah mengungsi akibat konflik
Baca juga: Pemerintah sebaiknya merelokasi warga eks Timor Timur