Produksi rumput laut ditargetkan 2,3 juta ton

id Rumput laut NTT

Produksi rumput laut ditargetkan 2,3 juta ton

Seorang pembudidaya rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur sedang menunjukkan hasil produksi rumput laut yang dikerjakannya. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Pemerintah Provinsi NTT menargetkan produksi rumput laut di wilayah provinsi berbasiskan kepulauan itu mencapai hingga 2,3 juta ton pada 2019.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan produksi rumput laut di wilayah provinsi berbasiskan kepulauan itu mencapai hingga 2,3 juta ton pada 2019.

"Target produksi rumput laut kita di NTT untuk tahun ini 2,3 juta ton, sehingga berbagai upaya menuju ke sana sedang kami kerjakan di lapangan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT, Ganef Wurgiyanto, di Kupang, Senin (14/10).

Dia mengatakan, pemerintah provinsi telah menyalurkan bantuan sarana dan prasarana berupa tali dan benih, serta menyiapkan kebun bibit rumput laut dalam upaya mengejar target produksi tersebut.

Dia menyebutkan, sejumlah daerah potensial yang diintervensi dengan bantuan untuk peningkatan produksi rumput laut di antaranya, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sumba Timur, dan Sumba Barat Daya.

"Hasil produksi yang kita harapkan nanti bisa mencapai 2,4 juta ton atau melebihi target karena potensi kita sangat besar yang saat ini sedang diupayakan," katanya.

Baca juga: 5.000 pembudidaya rumput laut sudah mendapat bantuan
Baca juga: Warga pesisir di Sumba Timur didorong garap rumput laut


Ganef menjelaskan, pemerintah provinsi juga menyalurkan bantuan hibah untuk fasilitas produksi rumput laut akan diberikan kepada 8.800 orang yang menyebar di berbagai daerah.

Hanya saja, lanjutnya, dengan kondisi anggaran yang masih terbatas sehingga bantuan tersebut baru bisa direalisasikan kepada sekitar 4.050 orang.

Kata Ganef, untuk itu pihaknya terus mendorong hadirnya investasi di daerah itu agar produksi rumput laut dapat dikerjakan secara masif dan berkelanjutan.

"Beberapa investor sudah mau masuk ke NTT, kami masih kaji karena seperti di wilayah Flores yang belum ada sehingga kami masih kaji dan evaluasi terhadap potensi produksi yang disiapkan masyarakat," katanya.

Genef menambahkan, pengembangan rumput laut di daerah setempat dilakukan dengan pola inti plasma sehingga perusahaan sebagai inti tidak membutuhkan lahan yang luas..

Sedangkan, masyarakat sebagai sasaran utama pemberdayaan dengan dukungan anggaran dari investasi sehingga rumput laut bisa dikembangkan dalam skala yang lebih besar, katanya.

Baca juga: Sentra produksi rumput laut diperkuat untuk ekspor berkelanjutan
Baca juga: Pemerintah bantu benih & tali untuk petani rumput laut di NTT