Kupang (ANTARA) - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur Brigjen Polisi Johannis Asadoma mengemukakan pihaknya menargetkan akan memiliki batalyon Brigade Mobil (Brimob) yang tersebar pada tiga pulau besar, yakni Pulau Timor, Flores, dan Sumba.
"Kami targetkan ke depan kembangkan lagi tambahan satu batalyon Brimob sehingga nanti ada tiga batalyon yang menyebar di tiga pulau besar, Timor, Flores, dan Sumba," katanya kepada wartawan usai memimpin upacara HUT ke-74 Korps Brimob Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang digelar di Markas Satuan Brimob Polda NTT di Jl Timor Raya Kupang, Kamis (14/11).
Dia mengatakan saat ini Polda NTT memiliki satu Satuan Brimbo yang membawahi dua batalion yakni di Pulau Timor dan Pulau Flores serta delapan kompi.
Untuk itu, lanjutnya, pengembangan tengah diupayakan agar setiap pulau besar di provinsi berbasiskan kepulauan itu dilengkapi dengan batalyon Brimob.
Asadoma mengatakan rencana pengembangan baru dimulai dengan tahap awal berupa telaan staf namun telah dibicarakan bersama para pimpinan Polri di tingkat pusat.
"Sudah kita bicarakan di tingkat pusat sehingga mudah-mudahan ini bisa disetujui untuk ke depan ditambah lagi batalyon baru," katanya.
Dia menambahkan pengembangan suatu organisasi Polri bahkan yang paling kecil sekali pun banyak melibatkan lintas kementerian terkait seperti Kementerian PAN RB, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan lainnya sehingga membutuhkan waktu dan kesiapan yang memadai.
"Ini memang butuh waktu yang cukup panjang, tetapi rencana target strategis kami ke depan seperti itu untuk menambah satu batalion Brimob di NTT," katanya.
Dia menambahkan, penambahan batalion ini terus diupayakan agar dapat terealisasi untuk menunjang upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta mendukung penegakkan hukum di masyarakat.
Polda NTT target miliki 3 batalyon Brimob di tiga pulau besar
"Kami targetkan ke depan kembangkan lagi tambahan satu batalyon Brimob sehingga nanti ada tiga batalyon yang menyebar di tiga pulau besar, Timor, Flores, dan Sumba," kata Brigjen Johannis Asadoma.