Kupang, Nusa Tenggara Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka mengalokasikan dana sebesar Rp2 miliar untuk menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) yang melanda 19 wilayah kecamatan di wilayah utara Pulau Flores itu.
"Pasien DBD tidak ditanggung BPJS Kesehatan sehingga pemerintah harus mengalokasikan dana tidak terduga untuk menanggulanginya," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sikka Awales Syukur ketika dihubungi Antara dari Kupang pada Jumat (31/1).
Ia mengatakan bahwa pemerintah kabupaten mengalokasikan dana itu antara lain untuk mendukung penanganan pasien DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere, Rumah Sakit Lela, dan Rumah Sakit Gabriel Kewapante.
Selain mengalokasikan dana, Pemerintah Kabupaten Sikka berupaya mengendalikan penularan DBD dengan menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk, termasuk kerja bakti untuk membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
"Pemerintah terus melakukan kerja bakti di lingkungan sekolah maupun kantor pemerintah. Masyarakat juga dikerahkan untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal masing-masing," kata Awales.
DBD telah menyerang setidaknya 270 warga dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia di Kabupaten Sikka.
Rp2 miliar untuk tanggulangi KLB DBD di Sikka, Flores
"Pasien DBD tidak ditanggung BPJS Kesehatan sehingga pemerintah harus mengalokasikan dana tidak terduga untuk menanggulanginya," kata Awales Syukur..