Mahasiswa Lembata nekad mudik terindikasi COVID-19

id Lembata, mahasiswa,NTT

Mahasiswa Lembata nekad mudik terindikasi COVID-19

Ilustrasi - Petugas medis menunjukkan tabung Virus Transfer Media (VTM) untuk SWAB Test di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (8/4/2020). Tes dengan sistem tersebut dilakukan guna mempersempit penyebaran COVID-19 di wilayah Depok dan sekitarnya. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.

Kami tak ingin nantinya kejadian seperti di Kota Kupang, di mana ada yang terlambat di isolasi dan saat di tes ternyata positif
Kupang (ANTARA) - Seorang mahasiswa asal Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menempuh pendidikan di Yogyakarta dilaporkan terindikasi terpapar Virus Corona nekat melakukan perjalanan dari Yogyakarta melalui jalur tikus setelah dia mengetahui salah satu temannya meninggal akibat COVID-19.

"Saat ini mahasiswa itu sedang kami isolasi di ruang isolasi menunggu sampai yang bersangkutan sembuh," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langgodai saat dikonfirmasi ANTARA dari Kupang, Selasa, (14/4).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan adanya laporan seorang mahasiswa yang nekat pulang ke kampung halamannya meski pemerintah setempat telah mengimbau para orang tua di kabupaten itu untuk melarang anak-anaknya yang kuliah di wilayah zona merah pandemi COVID-19 untuk tidak kembali terlebih dahulu ke kampung halaman.

Ia mengatakan, mahasiswa tersebut saat tiba di kampung halamannya tidak dizinkan oleh masyarakat bahkan keluarganya untuk masuk ke kampung itu atau ke rumahnya.

Baca juga: Sampel swab enam warga Sikka dikirim ke Surabaya

Bahkan mahasiswa tersebut juga diminta untuk mengisolasikan diri di tempat isolasi yang sudah disiapkan pemerintah daerah, apalagi sudah terindikasi terpapar Virus Corona berdasarkan hasil rapid test, katanya.

"Kami tak ingin nantinya kejadian seperti di Kota Kupang, di mana ada yang terlambat diisolasi dan saat di tes ternyata positif. Kami tak ingin seperti itu," ujar dia.

Pemerintah Lembata, kata dia, melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19 sudah melakukan sosialisasi ke kampung-kampung terkait masalah wabah COVID-19.

Baca juga: 50 warga Kupang kontak dengan pasien satu positif COVID-19

Sosialisasi yang dilakukan di antaranya cara menggunakan masker dan melarang aktivitas yang tak perlu di luar rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19, katanya.

Thomas mengatakan, pihaknya juga sudah menyiapkan tiga lokasi karantina untuk para pemudik yang datang ke kampung halaman di tengah pandemi COVID-19.

Sejumlah lokasi karantina itu yakni Puskesmas Lewoleba di Desa Pada dan Puskesmas Meru di Desa Balauring. Sementara Gerai Maritim di Pantai Harnus sebagai lokasi cadangan.