Menanti beroperasinya laboratorium pemeriksaan swab di Kupang

id tes swab, NTT ,Kota Kupang,corona

Menanti beroperasinya laboratorium pemeriksaan swab di Kupang

Petugas medis menunjukkan hasil sampel saat tes swab di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.

Kami berharap alat PCR untuk pemeriksaan swab di Rumah Sakit Johannes Kupang secepatnya beroperasi, karena ini yang menjadi krusial dalam penanganan virus corona untuk NTT.
Kupang (ANTARA) - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Nusa Tenggara Timur baru beberapa hari lalu mengumumkan ada sembilan pasien yang dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab setelah sebelumnya pasien 01 dinyatakan sembuh.

Pengumuman itu membuat masyarakat NTT terkejut, terutama yang tinggal di Kota Kupang, karena dari sembilan orang tersebut, tujuh di antaranya berada di Kota Kupang.

Baca juga: Pengoperasian PCR di NTT diharapkan dipercepat
Baca juga: Bupati Gidion harapkan alat PCR di Kupang segera beroperasi


Beberapa pihak menilai bahwa pengumuman sembilan pasien baru itu terlambat sebab sampel swab mereka sudah dikirim ke Jakarta sejak awal April 2020.

Tak adanya alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memeriksa swab menjadi salah satu kendala di provinsi berbasis kepulauan itu untuk mengetahui secara cepat apakah seseorang positif atau tidak terinfeksi virus corona.
Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.


Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat yang selalu mendapatkan desakan agar segera mengusahakan adanya alat PCR untuk tes swab di NTT.

Pasalnya laboratorium pemeriksaan swab yang ada di Jakarta dan Surabaya selalu mendapakan kiriman sampel dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga perlu sabar menunggu antrean mendapatkan giliran pemeriksaan atas sampel swab yang dikirimkan. Tak hanya itu, masalah lain yang muncul adalah persoalan pengiriman sampel swab ke wilayah Pulau Jawa yang kini terkendala sarana transportasi udara.

Gugus Tugas pun berkoordinasi dengan Gubernur NTT dan mengusulkan agar RSUD WZ Johannes Kupang menjadi lokasi untuk pembangunan laboratorium pemeriksaan swab menggunakan PCR.

Hal ini kemudian diusulkan ke Kementerian Kesehatan dan setelah dilakukan diskusi bersama anggota DPR RI dan perwakilan Pemprov NTT serta Gugus Tugas Penangganan COVID-19, akhirnya laboratorium RSUD tersebut ditetapkan menjadi tempat pemeriksaan spesimen swab pasien COVID-19 di NTT.

Berdasarkan rapat bersama Kementerian Kesehatan RI pada Kamis (2/4) malam, kata Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI Melki Laka Lena, telah disepakati 22 rumah sakit di Indonesia akan dilengkapi dengan fasilitas Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemeriksaan spesimen COVID-19.

"RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes milik Pemerintah Provinsi NTT menjadi salah satu dari 22 rumah sakit di Indonesia untuk pemeriksaan spesimen terkait COVID-19," tutur dia.

Hal ini tentu saja menjadi angin segar bagi Pemprov NTT yang sudah mengharapkan hal tersebut. Gubernur NTT pun menyatakan bahwa pada akhir April laboratorium itu sudah dapat beroperasi.

"Paling lambat akhir bulan ini (April) kita harus punya laboratorium untuk tes swab bagi masyarakat," kata Gubernur NTT Viktor B Laiskodat.

Namun sayangnya sampai dengan akhir bulan April belum ada tanda-tanda bahwa seluruh sampel swab di NTT tidak lagi dikirim ke pulau Jawa melainkan ke RSUD W.Z Johannes. Hal ini mengkhawatirkan beberapa pejabat di daerah dan anggota DPRD di NTT.

Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora misalnya berharap agar alat Polymerase Chain Reaction (PCR) segera beroperasi, agar pengiriman sampel ke Jawa yang sering mengalami hambatan transportasi tidak terjadi lagi.

“Kami berharap alat PCR untuk pemeriksaan swab di Rumah Sakit Johannes Kupang secepatnya beroperasi, karena ini yang menjadi krusial dalam penanganan virus corona untuk NTT,” ujar dia.

Baca juga: Pemkab Sikka siapkan RS Elisabeth Lela untuk tes swab
Baca juga: Sampel swab enam warga Sikka dikirim ke Surabaya


Beberapa hari lalu, pihaknya memang berhasil mengirim 10 sampel swab dengan memanfaatkan layanan penerbangan perintis, maskapai Dimonim Air. Sampel tersebut sudah diterima pihak Laboratorium Kesehatan di Kupang namun masih harus dikirim lagi ke Surabaya atau Jakarta untuk diperiksa.

Kekhawatiran juga dikemukakan anggota DPRD NTT Muhammad Ansor dan meminta gubernur menanyakan ke pusat kapan laboratorium PCR di Kupang mulai beroperasi.

Menurut dia percepatan pengoperasian PCR ini penting untuk menunjang penanganan wabah virus corona apalagi saat ini sudah ada sembilan kasus positif baru di provinsi ini.

Mulai beroperasi Mei

Menanggapai berbagai kekhawatiran tersebut, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi yang berperan dalam menyukseskan pengadaan laboratorium PCR tersebut mengatakan bahwa laboratorium itu sudah siap dan beberapa stafnya sudah ada dan dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memadai.

Namun hal yang dibutuhkan sekarang yakni reagen yang belum tiba di Kupang, padahal sesuai dengan jadwal, reagan yang dikirim sudah tiba di NTT pada akhir April lalu.

"Pembangunan gedung sudah rampung, termasuk peralatan, kecuali reagen. Reagen baru akan tiba pada 5 Mei. Nah kalau sudah tiba, laboratorium itu sudah bisa beroperasi, sehingga seluruh sampel swab dari kabupaten dan kota cukup dikirim ke Kupang untuk diperiksa," ujar dia.

Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah menerima reagen dari luar negeri namun reagen yang dikirim itu tidak cocok untuk laboratorium PCR yang ada. Karena itu, NTT baru menerima kiriman reagen setelah pengiriman berikutnya dari luar negeri tiba. Sebelumnya, laboratorium itu dijadwalkan beroperasi pada 21 April atau 29 April namun mengalami kemunduran lantaran ketiadaan reagen.

Baca juga: Pengiriman sampel swab dari Sikka terkendala penerbangan

Sampai saat ini NTT sendiri masih terus mengirimkan sampel swab ke Jawa. Jumlahnya sampai saat ini diperkirakan sudah 70-an sampel. Sampel-sampel itu belum keluar hasilnya karena masih mengantre di laboratorium pemeriksaan swab di Jakarta dan Surabaya.