Pembelian BBM menggunakan jerigen perpanjang antrean

id harga eceran naik, bbm melambung

Kupang (Antara NTT) - Pembelian bahan bakar minyak (BBM) yang menggunakan jerigen pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), ikut memberi andil dalam memperpanjang antrean kendaraan bermotor untuk memperoleh BBM di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Fredrik Tielman di Kupang, Senin, mengakui telah menerima keluhan tentang banyaknya warga yang berbondong-bondong membeli BBM menggunakan jerigen pada SBPU-SPBU.

Dia mengatakan, sedang mempersiapkan surat untuk disampaikan kepada pemerintah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk berperan aktif menertiban para pembeli eceran ini.

Menurut dia, pemerintah tidak bisa melarang semua warga membeli BBM menggunakan jerigen, karena bisa saja mereka yang membeli adalah nelayan atau usaha-usaha kecil yang membutuhan bahan bakar minyak (BBM).

Dia mengatakan, ada nelayan yang harus mencari ikan, pengusaha tahu dan tempe atau usaha kecil lainnya di bidang pertanian dan lainnya yang juga membutuhan bahan bakar minyak untuk mendukung usaha.

Karena itu, harus dilakukan penertiban agar mereka yang membeli BBM secara eceran di SPBU-SPBU benar-benar adalah kelompok atau pengusaha kecil menengah yang sedang berkembang, kata Fredrik Tielman.

"Artinya, kita bersurat sekaligus melakukan koordinasi, sehingga usaha kecil yang membeli BBM menggunakan jerigen, misalnya, harus dibekali surat izin atau minimal ada keterangan dari instansi terkait," ucapnya.

Nelayan yang membeli BBM, misalnya, harus ada rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan, pertanian harus dari Dinas Pertanian dan perindustrian jika ada kelompok atau warga yang membeli BBM untuk mendukung usaha pertanian, paparnya.

Hanya dengan cara itu, bisa menekan jumlah orang yang setiap hari menyerbu SPBU untuk membeli BBM.

Menurut dia, banyak sekali warga yang membeli BBM, baik mengisi terlebih dahulu dalam tanki motor untuk dipindahkan ke jerigen saat tiba di rumah, tetapi juga ada banyak di antara mereka yang menggunakan jerigen.

Mereka kata dia, kemudian menjual kembali ke masyarakat dengan harga yang sangat tinggi yakni mencapai Rp25.000/botol berisikan kurang dari satu liter.

"Di depan kantor Perindag NTT juga banyak yang menjual BBM, pada saat banyak sekali kendaraan antre untuk memperioleh BBM. Kita akan tertibkan," ujarnya, menegaskan.

Dia juga berharap ada kerja sama yang baik antara semua untuk menghakhiri antrean panjang di SPBU-SPBU saat ini.