Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Agustinus Payong Boli membenarkan adanya penutupan akses dari Desa Sagu, Kecamatan Adonara, menuju desa tetangga di Pulau Adonara, karena adanya ketakutan masyarakat yang selama ini kontak langsung dengan pasien COVID-19.
"Iya ditutup oleh Camat Kelubagolit atas hasil kesepakatan para kepala desa dan tokoh masyarakat lain di kecamatan itu, karena mereka sangat takut dengan masyarakat Desa Sagu yang selama ini kontak langsung dengan pasien COVID-19 02, tetapi menolak untuk tes cepat dan penanganan oleh pemerintah daerah," kata Agustinus Payong Boli kepada ANTARA, Rabu (10/6).
Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar adanya aksi pelarangan sejumlah mobil pengangkut logistik, maupun orang dari Desa Sagu saat hendak melintas di wilayah Kecamatan Kelubagolit menuju Waiwerang.
Baca juga: Warga Sagu Flores Timur sesalkan larangan pelintasan kendaraan logistik
Menurut dia, masyarakat di desa lain berpikiran bahwa jangan sampai warga Binongko Sagu lainnya, juga sudah tertular COVID-19 dan menyebar ke desa lain karena itu mereka batasi warga Desa Sagu mengunjungi wilayah mereka.
"Saya sudah panggil Camat Kelubagolit dan dia katakan warga siap buka wilayah, jika warga Desa Sagu mau menjalani tes cepat dan mengikuti protap pemerintah," katanya.
Karena itu, solusi yang bisa ditempuh adalah semua warga yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 di desa itu, untuk melakukan tes cepat.
"Jadi kita ambil sikap win win solution yakni warga Desa Sagu yang kontak dengan pasien 02 segera melakukan tes cepat, dan mereka akan buka penutupan akses wilayah," kata Wakil Bupati, Agustinus Payong Boli menjelaskan.
Baca juga: Aksi pelarangan pelintasan angkutan logistik terjadi di Flores Timur
Sejumlah kendaraan mobil pengangkut logistik dari Desa Sagu Pulau Adonara, dilarang warga saat hendak melintasi wilayah tetangga di Kecamatan Kelubagolit.
Kepala Desa Sagu, Taufik Nasrun membenarkan kejadian pelarangan pelintasan mobil pengangkut logistik tersebut, dan menyebutkan sebanyak tiga mobil yang terpaksa kembali ke Desa Sagu karena dilarang melintas di wilayah Kecamatan Kelubagolit.
Ia mengatakan, hingga saat ini pun warga yang berasal dari Desa Sagu juga tidak bisa melintasi wilayah administrasi Kecamatan Kelubagolit.