Disetujui Tarif Dasar Listrik Arus Laut

id Tarif

Disetujui Tarif Dasar Listrik Arus Laut

Maket Jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan ujung timur Pulau Flores dengan Tanah Merah di Pulau Adonara.

Menteri ESDM Ignatius Jonan menyetujui tarif dasar listrik arus laut Selat Gonzalu yang ditetapkan perusahaan Belanda Tidal Bridge BV yakni 7,2 sen per kWh (kilo watt hour) per dolar AS.
Kupang (Antara NTT) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan menyetujui tarif dasar listrik arus laut Selat Gonzalu yang ditetapkan perusahaan Belanda Tidal Bridge BV yakni 7,2 sen per kWh (kilo watt hour) per dolar AS.

"Pada hari Selasa (12/9) lalu, saya dengan perwakilan dari Tidal Bridge BV yang diwakili juru bicara tim konsorsium Belanda Latif Gau, bertemu dengan Menteri ESDM dan membahas soal tarif dasar listrik khusus arus laut, dan pak Menteri secara lisan setuju," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya kepada Antara di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan hal ini terkait dengan rencana pembangunan jembatan Pancasila-Palmerah di Kabupaten Flores Timur yang menghubungkan Pulau Flores dengan Pulau Adonara yang membentang di atas Selat Gonzalu yang memiliki potensi untuk pengembangan arus listrik.

Gubernur dua periode itu mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut hadir juga Staf Khusus Presiden Gories Mere untuk membahas soal rencana pembangunan jembatan Palmerah serta pembahasanan mengenai tarif dasar listrik arus laut.

Pihak Tidel Brige BV, lanjut Gubernur Lebu Raya menawarkan harga 7,2 sen per kWh per dolar AS. Harga ini lebih rendah dari tawaran pertama dari Menteri ESDM yakni sebesar 9 sen per kwh per dolar AS.

"Harganya jadi lebih rendah dari yang ditawarkan oleh Menteri ESDM sehingga beliau pun setuju dengan tawaran dari pihak Belanda itu," katanya. 

Selama ini, lanjut orang nomor satu di NTT itu, pembangunan jembatan Palmerah (Pantai Paloh-Tanah Merah) itu masih terhambat karena belum adanya kesepakatan soal tarif dasar listrik arus laut Selat Gonzalu.

"Kalau tarif dasar itu sudah disetujui maka sudah pasti jembatan Palmerah itu akan segera dibangun," kata Lebu Raya yang akan mengakhiri masa jabatan kedua sebagai Gubernur NTT pada Juni 2018.

Selanjutnya, ia pun berharap agar pada akhir tahun 2017 ini peletakan batu pertama pembangunan jembatan Palmerah Pancasila sudah dapat dilakukan, karena masa pekerjaannya berlangsung selama 18 bulan lamanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Andre Koreh menambahkan proyek Jembatan Palmerah yang dilengkapi dengan turbin pembangkit listrik di Larantuka, Flores Timur itu sedang dalam tahapan "Feasibility Study/FS)

Dia mengatakan FS ini diperkirakan akan selesai pada Oktober dan jika dinyatakan layak, maka peletakan batu pertama akan dilakukan pada 20 Desember 2017 atau tepat pada hari Ulang Tahun NTT ke-59.