Erupsi Gunung Agung Dimanfaatkan Untuk Tarik Wisatawan

id Gunung Agung

Erupsi Gunung Agung Dimanfaatkan Untuk Tarik Wisatawan

Pesona Gunung Agung dan keindahan alam di Pulau Bali

Para pelaku bisnis pariwisata di NTT diharapkan dapat menarik wisatawan dari Pulau Bali ke wilayah provinsi berbasis kepulauan ini, jika terjadi erupsi pada Gunung Agung yang sangat dihormati masyarakat Bali itu.
Kupang (Antara NTT) - Para pelaku bisnis pariwisata di Nusa Tenggara Timur diharapkan segera memasang kuda-kuda untuk menarik wisatawan dari Pulau Bali ke wilayah provinsi berbasis kepulauan ini, jika terjadi erupsi pada Gunung Agung yang sangat dihormati masyarakat Bali itu.

"Erupsi Gunung Api memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, namun disisi lain ada juga faktor ketakutan sehingga membuat para wisatawan menjadi tidak nyaman. Dalam situasi seperti ini, NTT bisa memanfaatkan untuk menarik mereka ke daerah ini," kata Mathias Beeh, pengamat pariwisata kepada Antara di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan hal itu ketika ditanya mengenai langkah-langkah apa yang dilakukan Dinas Pariwisata NTT dan pemangku kepentingan pariwisata di daerah ini untuk memanfaatkan situasi alam seperti dalam kasus Gunung Agung di Bali untuk menambah jumlah kunjungan wisatawan ke NTT.

"Memang sampai saat ini belum ada pengalihan penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali dan penurunan kunjungan wisatawan. Akan tetapi, kondisi itu harus diantisipasi sebab bukan tidak mungkin hal itu terjadi dan NTT menjadi salah satu pilihan wisatawan," katanya.

Oleh karena itu, dia memandang perlu mengintensifkan promosi destinasi pariwisata sebagai sektor unggulan bagi pertumbuhan ekonomi di provinsi itu.

"Namun, sayang promosinya belum dilakukan secara terintegrasi atau masih bersifat parsial untuk menarik wisatawan," katanya.

Ia menekankan perlunya mengoptimalkan 450 destinasi wisata alam terbaik dan budaya di daerah ini, terutama yang sudah populer di mancanegara, seperti Komodo, Danau Kelimutu, Taman Laut di Alor, Manggarai Barat, dan Sikka, serta lokasi selancar di Nemberala, Pulau Rote untuk menarik bagi wisatawa.

Menurut dia, sekalipun sejumlah acara berskala nasional, bahkan internasional yang pernah digelar di NTT, seperti Sail Komodo, Tour de Flores, Tour de Timor, dan Parade Kuda Sandelwood berjalan sukses, pelaksanaannya dikerjakan secara sepotong-potong, tidak profesional, dan tidak terintegrasi.

"Dari 1,16 juta wisman yang datang ke Indonesia selama Mei 2017, wisman asal Tiongkok menjadi yang tertinggi mencapai 13,19 persen, disusul Singapura 9,83 persen, Malaysia 9,62 persen, Australia 7,91 persen, dan India 4,19 persen," katanya.

Dalam konteks daerah, hingga Agustus 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di NTT terbanyak adalah wisatawan nusantara ketimbang wisatawan mancanegara atau wisman.

"Total wisatawan mencapai 23.052 orang dengan perincian 21.241 orang tamu nusantara dan 1.811 orang tamu mancanegara," katanya.

Jika dibandingkan dengan data pada bulan Juli 2017, jumlah wisatawan yang menginap di sejumlah hotel berbintang sebanyak 20.724 orang dengan perincian 19.167 orang wisatawan nusantara dan 1.557 orang wisatawan mancanegara.