Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT Yohanis Tay Ruba kepada wartawan di Kupang, Senin, mengatakan untuk tahun ini NTT dapat bantuan 323 mesin pompa air dari Pemerintah Pusat dan penyalurannya secara bertahap terus dilakukan sejak pertengahan tahun 2017.
Ia mengatakan alokasi bantuan itu menyebar untuk 21 kabupaten di provinsi berbasiskan kepulauan itu, guna mendukung sektor pertanian yang sementara dihadapkan dengan kondisi kekeringan.
Selain bantuan pusat, katanya, pemerintah provinsi setempat juga telah menambah alokasi 10 unit mesin pompa air untuk para petani melalui Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD).
Yohanis mengakui provinsi setempat selalu dihadapkan dengan kondisi kekeringan yang ekstrim terutama pada puncak musim panas ketika memasuki bulan September hingga menjelang akhir tahun.
Bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) disalurkan untuk memperkuat sektor pertanian khususna para petani di daerah dalam menghadapi kekeringan, katanya.
Bantuan mesin pompa air itu, lanjutnya dapat dimanfaatkan para petani untuk mendapatkan pasokan air dari sumber air dangkal, atau dari kali sungai kecil di sekitarnya.
Ia berharap pemanfaatan alsintan yang masih disalurkan secara bertahap itu bisa dioptimalkan para petani untuk mendukung produktivitas hasil-hasil pertaniannya.
"Para petani kita yang lahannya berdekatan tentu bisa saling pinjam mesin pompa air untuk menyelamatkan kondisi dalam mengahadapi kekeringan," katanya.
Sementara itu, lanjut Yohanis pihaknya secara reguler terus melakukan upaya pengadaan dukungan alsintan untuk memperkuat sektor pertanian.
"Kami juga sudah usulkan lagi ada penambahan dari Pusat tapi untuk sementara belum mendapat persetujuan dari sana, sementara 323 unit pompa air memang sudah disalurkan secara bertahap," katanya.
Benih jagung
Ia menambahkan pihaknya saat ini sedang menyiapkan benih jagung sebanyak 1.400 ton yang akan disalurkan kepada para petani di seluruh wilayah NTT memasuki musim tanam 2017-2018 mendatang.
"Dalam bulan Oktober 2017 ini sudah mulai panen benih jagung dari lokasi penangkaran di daerah yang dimanfaatkan menyambut musim hujan atau tanam mendatang," katanya.
Ia menyebut, pemanfaatan luas lahan untuk penangkaran benih jagung dalam tahun ini seluas 700 hektare yang menyebar di 21 kabupaten se-NTT.
Ia mencontohkan, penangkaran benih sejumlah daerah potensial seperti di Kabupaten Kupang seluas 70 hektare, di Kabupaten Sikka lebih dari 100 hektare dan lainnya yang menyebar di daerah-daerah provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Yohanis menjelaskan, untuk setiap hektare lahan penangkaran benih ditargetkan bisa menghasilkan 2 ton benih jagung, sehingga dengan luas tanam 700 hektare maka dapat dihasilkan 1.400 ton benih.
Menurutnya, meskipun tidak setiap hektare dapat menghasilkan 2 ton benih jagung karena masih diseleksi kembali, namun ia memastikan tetap melakukan upaya-upaya optimalisasi potensi di daerah.
"Sehingga kalau memang hasil benih dari daerah kita sendiri masih kurang, maka kami tetap minta untu tambah dari luar, tapi diutamakan duluh potensi hasil yang ada di daerah," katanya.
Lebih lanjut, Yohanis mengakui sebagian besar wilayah provinsi itu sementara dilanda kekeringan terutama memasuki puncak panas pada bulan September hingga menjelang akhir tahun.
Namun kekeringan yang dialami dalam tahun 2017, menurutnya, masih lebih baik dibandingkan 2016 lalu yang lebih ekstrim.
"Karena jika dibadingkan luas tanam maka tahun ini yang tercatat sudah meningkat mencapai 66.000 hektare, meskipun naiknya sedikit dibandingkan capaian 2016 lalu seluas 65.000 hektare lebih," katanya.
Saat ini, lanjutnya, Dinas Pertanian provinsi maupun kabupaten terus memantau kondisi luas tanam untuk mengetahui titik-titik lahan yang terkendala dan tidak terkontrol secara baik, kerusakan jaringan irigasi, dan lainnya.
Untuk itu, Yohanis meminta petani-petani di provinsi itu aga mengoptimalkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang sudah disalurkan seperti traktor tangan, mesin pompa air, dan lainnya.
"Bantuan alsintan dari pusat maupun provinsi bisa itu dilakukan kami harapkan bisa digunakan secara mobile atau saling pinjam antara petani yang saling berdekatan," katanya.
"Dalam bulan Oktober 2017 ini sudah mulai panen benih jagung dari lokasi penangkaran di daerah yang dimanfaatkan menyambut musim hujan atau tanam mendatang," katanya.
Ia menyebut, pemanfaatan luas lahan untuk penangkaran benih jagung dalam tahun ini seluas 700 hektare yang menyebar di 21 kabupaten se-NTT.
Ia mencontohkan, penangkaran benih sejumlah daerah potensial seperti di Kabupaten Kupang seluas 70 hektare, di Kabupaten Sikka lebih dari 100 hektare dan lainnya yang menyebar di daerah-daerah provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Yohanis menjelaskan, untuk setiap hektare lahan penangkaran benih ditargetkan bisa menghasilkan 2 ton benih jagung, sehingga dengan luas tanam 700 hektare maka dapat dihasilkan 1.400 ton benih.
Menurutnya, meskipun tidak setiap hektare dapat menghasilkan 2 ton benih jagung karena masih diseleksi kembali, namun ia memastikan tetap melakukan upaya-upaya optimalisasi potensi di daerah.
"Sehingga kalau memang hasil benih dari daerah kita sendiri masih kurang, maka kami tetap minta untu tambah dari luar, tapi diutamakan duluh potensi hasil yang ada di daerah," katanya.
Lebih lanjut, Yohanis mengakui sebagian besar wilayah provinsi itu sementara dilanda kekeringan terutama memasuki puncak panas pada bulan September hingga menjelang akhir tahun.
Namun kekeringan yang dialami dalam tahun 2017, menurutnya, masih lebih baik dibandingkan 2016 lalu yang lebih ekstrim.
"Karena jika dibadingkan luas tanam maka tahun ini yang tercatat sudah meningkat mencapai 66.000 hektare, meskipun naiknya sedikit dibandingkan capaian 2016 lalu seluas 65.000 hektare lebih," katanya.
Saat ini, lanjutnya, Dinas Pertanian provinsi maupun kabupaten terus memantau kondisi luas tanam untuk mengetahui titik-titik lahan yang terkendala dan tidak terkontrol secara baik, kerusakan jaringan irigasi, dan lainnya.
Untuk itu, Yohanis meminta petani-petani di provinsi itu aga mengoptimalkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang sudah disalurkan seperti traktor tangan, mesin pompa air, dan lainnya.
"Bantuan alsintan dari pusat maupun provinsi bisa itu dilakukan kami harapkan bisa digunakan secara mobile atau saling pinjam antara petani yang saling berdekatan," katanya.