Kupang (Antara NTT) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pendjaitan mengharapkan agar Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi garam karena potensi garam industri di daerag ini mampu memenuhi kebutuhan nasional.
"Saya rasa NTT bisa menjadi provinsi garam. Pak gubernur mungkin bisa melihat hal ini," katanya kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerjanya ke Pabrik Garam milik PT. Garam Indonesia di Desa Bipolo, Kabuapten Kupang, Senin.
Ia menyebutkan lahan tambak garam di NTT bukan hanya berada di Desa Bipolo namun menyebar juga di 11 kabupaten lainnya di NTT, yakni Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Alor, Flores Timur, Lembata, Ende, Nagekeo, Manggarai, Sumba Timur, Sabu Raijua dan Rote Ndao.
"Untuk wilayah NTT ada 12 kabupaten yang berpotensi mengembangkan garam industri dan total luasnya mencapai 26.000 hektare," tambah Luhut.
Ia mengatakan saat ini pabrik garam di Bipolo luasnya mencapai 400 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp4,5 miliar.
Luhut berharap luas lahan tambak garam yang ada di Bipolo tersebut dapat mencapai 5.000 hektare sehingga NTT mampu menjadi pemasok garam industri nasional dan mencegah terjadinya impor garam dan jika masyarakat di desa tersebut terus mengolah tambak garam maka kesejahteraan rakyat di desa tersebut dapat terjamin.
Ia menambahkan saat ini untuk garam makan atau rumah tangga tidak ada masalah. Namun untuk garam industri saat ini masih impor. "Kita harapkan 2020 nanti tidak perlu lagi impor garam," kata Luhut.