NTT Butuh Investasi Pembuat Nitrogen Cair

id Nitrogen

NTT Butuh Investasi Pembuat Nitrogen Cair

Dani Suhadi

NTT membutuhkan pabrik pembuat nitrogen (N2) cair untuk kelancaran inseminasi buatan melalui Program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) di daerah itu.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi mengatakan daerah ini membutuhkan pabrik pembuat nitrogen (N2) cair untuk kelancaran inseminasi buatan melalui Program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) di daerah itu.

"Daerah ini masih membutuhkan ketersediaan nitrogen cair yang banyak untuk mendukung peningkatan produksi tenak melalui teknologi reproduksi inseminasi buatan," kata Dani Suhadi saat dihubungi Antara di Kupang, Senin.

Nitrogen cair, katanya, akan berfungsi mendistribusikan semen beku atau sperma sapi yang selama ini mengandalkan dari Balai Inseminasi Buatan di Singosari, Jawa Timur dan Lembang, Jawa Barat.

Ia menjelaskan sejak pelaksanaan Program Siwab di daerah itu, kebutuhan nitrogen cair mengandalkan pasokan yang diproduksi perusahaan Aneka Gas di Surabaya, Jawa Timur dengan harga standar e-katalog.

"Untuk kelancaran inseminasi buatan menyiasati dengan pembelian nitrogen cair dengan kontainer besar yang namanya ranger dengan kapasitas sekali angkut mencapai 400 hingga 500 liter," katanya.

"Ada empat ranger yang kami adakan sehingga bisa bolak-balik, ketika pasokan sampai di sini kami isi dan yang lain kirim kembali untuk kelancaran pasokan karena memang dibutuhkan banyak nitrogen cair," katanya.

Menurutnya, meskipun pelaksanaan inseminasi buatan di NTT telah melampaui target yakni tercatat hingga November 2017 sudah mencapai 39.000 ekor sapi dari target 25.000 ekor lebih dalam tahun ini, namun untuk memastikan ketersediaan pasokan nitrogen cair ke depan maka dibutuhkan adanya pabrik di daerah itu.

Hal itu untuk memastikan kebutuhan di kabupaten-kabupaten di daerah itu bisa tercukupi karena untuk mendistribusikan semen beku harus dibungkus dengan nitrogen cair dengan kondisi suhu rendah yaitu minus 120 derajat celcius.

Lebih lanjut, Dani menjelaskan pembangunan pabrik nitrogen cair di daerah setempat sebenarnya sudah diusulkan sejak 2015 dengan memanfaatkan dana alokasi khusus (DAK).

"Bahkan waktu itu sudah mau dibangun namun karena kendala aspek teknis yang belum bisa disiapkan pihak supplier akhirnya kami tunda karena rencana itu kan menggunakan dana DAK," katanya.

Untuk itu, menurutnya, jika investasi pembangunan pabrik nitrogen cair ke depan bisa direalisasikan maka akan berdampak besar bagi peningkatan produktivitas ternak sapi di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

"Sepanjang bisa dilakukan akan lebih bagus, untuk sementara kami siasatinya dengan mendatangkan pasokan dari Aneka Gas," katanya.

"Tentu kalau bisa dkbangun pabrik maka dihitung juga harganya apakah cukup ekonomis atau tidak sehingga janhan sampai produksi di sini lebih mahal dibandingkan dari Aneka Gas Surabaya yang merupakan BUMN," kata Dani Suhadi.