BNNP NTT test urine terhadap 50 pegawainya

id BNNP

BNNP NTT  test urine terhadap 50 pegawainya

Hasil urine para pegawai BNNP NTT untuk test narkoba

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Timur menggelar test urine kepada 50 orang pegawainya, termasuk para pimpinan BNNP NTT di Kupang, Senin (30/4) usai apel pagi.
Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Timur menggelar test urine kepada 50 orang pegawainya, termasuk para pimpinan BNNP NTT di Kupang, Senin (30/4) usai apel pagi.

"Tes urine ini digelar secara mendadak setelah apel pagi tadi dengan melibatkan semua unsur pegawai dan pimpinan BNNP NTT," kata Kepala Seksi Pencegahan BNNP NTT Markus Raga.

Ia mengatakan, tes urine sengaja dilakukan melalui sejumlah petugas Klinik Pratama untuk memastikan semua pejabat dan staf di lingkungan BNNP NTT bersih dari penggunaan narkoba sebelum melakukan pemeriksaan kepada masyarakat.

Pemeriksaan dilakukan secara mendadak sesuai perintah Kepala BNNP setempat dan seluruh staf yang dilarang meninggalkan ruangan saat akan diperiksa.

"Beliau (Kepala BNNP NTT) juga menjalani tes dan langsung menjaga di pintu masuk toilet lalu mengarahkan satu per satu karyawan untuk mengambil urinenya," katanya.

Baca juga: 14 bandara belum dilengkapi pendeteksi narkoba

Markus mengatakan, test urine dilakukan terhadap 50 orang staf dan pejabat dari jumlah 65 orang pegawai, karena 15 orang di antaranya sedang bertugas di lapangan.

Menurutnya, test ini juga untuk meningkatkan kewaspadaan semua pegawai BNNP NTT untuk tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.

"Kepala BNNP NTT juga telah menegaskan bahwa kalau ada yang kedapatan (positif mengandung narkoba) maka sanksinya sudah pasti dipecat," katanya.

BNNP NTT mencatat pada 2017 jumlah pengguna narkoba di provinsi setempat mencapai 36.022 orang atau sebanyak 0,9 persen dari jumlah penduduk usia 10-59 tahun. Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun 2016 mencapai 49.000 orang.

"Namun kondisi di NTT masih tetap rawan dengan akses yang semakin terbuka sehingga kami terus meningkatkan pengawasan dan juga edukasi ke masyarakat terkait bahaya narkoba ini," katanya.

Baca juga: Bandara perlu alat pendeteksi narkoba