Tingkat pengangguran terbuka di NTT turun

id BPS

Tingkat pengangguran terbuka di NTT turun

Kepala BPS Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapia

BPS NTT mencatat, tingkat pengangguran terbuka di provinsi berbasis kepulauan ini pada Februari 2018 mencapai 2,98 persen atau turun sekitar 0,23 persen dibanding Februari 2017 sebesar 3,21 persen.
Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat, tingkat pengangguran terbuka di provinsi berbasis kepulauan ini pada Februari 2018 mencapai 2,98 persen atau turun sekitar 0,23 persen dibanding Februari 2017 sebesar 3,21 persen.

"Pada Februari 2018 kami mencatat ada 76,3 ribu orang yang menganggur. Jumlah ini berkurang 3,9 ribu orang dibanding Februari 2017 sebesar 80,2 ribu orang," kata Kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwaellapia di Kupang, Rabu (9/5).

Penduduk NTT yang bekerja pada Februari 2018 mencapai 2,48 juta orang atau bertambah 60,1 ribu orang dibanding angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 2,5 juta orang.

Ia mengatakan, angka pengangguran tertinggi di daerah perkotaan mencapai 5,42 persen sedangkan di desa 2,30 persen. "Daerah perkotaan memang lebih tinggi tingkat pengangguran, hampir dua kali lipat dari desa, karena banyak orang yang lebih memilih datang mencari kerja di perkotaan," katanya.

Dari sisi lapangan usaha, lanjutnya, penduduk NTT paling banyak bekerja di sektor pertanian yang mencapai 58,63 persen, walaupun sedikit menurun dibanding Februari 2017 sebesar 59,56 persen.

Artinya, kata dia, selama setahun terakhir, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian mulai bergeser ke sektor-sektor lain, seperti sektor perdagangan meningkat dari 9,39 persen menjadi 9,54 persen di Februari 2018. 

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi NTT Triwulan-I 5,19 persen

"Sehingga mungkin saja masyarakat yang sebelumnya bekerja di sektor pertanian kemudian beralih ke perdagangan atau sektor lain," katanya dan menambahkan sektor industri juga mengalami peningkatan dari 6,19 persen menjadi 6,46 persen, atau dari 150 ribu orang menjadi 160 ribu orang.

Maritje Pattiwaellapia menjelaskan, sektor administrasi pemerintahan juga meningkat cukup tinggi 5,08 menjadi 5,52 atau dari 123,1 ribu orang meningkat 137 ribu orang.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, menurut status pekerjaan utama masyarakat NTT masih didominasi pekerja sektor informasi berstatus pekerja keluarga atau tidak dibayar mencapai 30,78 persen.

"Umumnya jenis pekerjaan ini tidak membutuhkan persyaratan pendidikan dan keterampilan khusus sehingga hampir semua orang bisa masuk ke sektor ini," katanya. Selanjutnya diikuti sektor usaha yang dibantu buruh yang berstatus tidak tetap sebesar 28,83 persen.

Rendahnya pekerja formal disebabkan pekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap memiliki porsi terendah yaitu 1,60 persen dan buruh/karyawan/pegawai yang sebesar 21,45 persen.
Baca juga: IHK NTT alami deflasi selama tiga bulan