Kupang (AntaraNews NTT) - Ekspor ikan cakalang dari Nusa Tenggara Timur ke Jepang selama Mei 2018 meningkat menjadi 37 ton jika dibandingkan dengan April 2018 hanya mencapai 24 ton.
"Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang sejauh ini lebih banyak meminati komoditi ikan cakalang dari NTT," kata Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang Jimmy Elwaren di Kupang, Kamis (7/6)
Ia menjelaskan, ikan cakalang yang diekspor terdiri dari cakalang asap 12 ton dan cakalang beku 25 ton lebih, dengan nilai ekspor sebesar 92.465 dolar AS.
Menurut Jimmy, ikan cakalang merupakan salah satu komoditi hasil perikanan yang paling diunggulkan dari provinsi dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 kilometer persegi itu.
Komoditi cakalang, lanjutnya, lebih banyak diekspor ke negara tujuan Jepang, bahkan tercatat dari awal tahun 2018 permintaan dari negara tersebut tetap ada.
Pihaknya mencatat jumlah ikan cakalang terbanyak yang diminta Jepang mencapai 74 ton lebih yang diekspor pada Januari 2018 lalu.
Baca juga: NTT ekspor 10 ton tuna ke China
Ia mengatakan, selain Jepang, permintaan ekspor ikan cakalang juga datang dari China namun dalam jumlah kecil sekitar 30 kilogram.
"Biasanya permintaan yang sedikit itu hanya untuk sampel. Kalau sesuai kebutuhan maka selanjutnya bisa dalam jumlah banyak," kata Jimmy.
Ia menambahkan, selain ikan cakalang, NTT juga mengekspor komoditi ikan tuna loin beku ke Jepang pada Mei 2018 sekitar 12,5 ton.
KIPM Kupang mencatat, beberapa komoditi perikanan yang dominan diekspor yakni ikan cakalang asap dan beku, tuna loin, ikan kering, dan lencam beku.
Ekspor ditujukan ke sejumlah negara tujuan yakni Jepang, China, Filipina, Brunei Darussalam dan Timor Leste. Pada umumnya ekspor melalui jalur laut dengan transit di Surabaya, Jawa Timur, kecuali ke Timor Leste yang melalui darat karena berbatasan wilayah secara langsung dengan NTT di Pulau Timor.
Baca juga: Ekspor Cakalang ke Australia 1,4 ton
Ekspor cakalang dari NTT ke Jepang meningkat
Ekspor ikan cakalang dari Nusa Tenggara Timur ke Jepang selama Mei 2018 meningkat menjadi 37 ton jika dibandingkan dengan April 2018 hanya mencapai 24 ton.