Kupang (AntaraNews NTT) - Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang mencatat jumlah komoditi ikan tuna loin dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diekspor ke China pada Mei 2018 sekitar 10 ton lebih.
"Permintaan tuna loin dalam jumlah yang cukup banyak dari China sekitar 10 ton lebih ini untuk pertama kalinya di 2018," kata Kepala Stasiun KIPM Kupang Jimmy Elwaren saat dihubungi Antara di Kupang, Rabu (6/6).
KIPM Kupang mencatat nilai ekspor ikan tuna loin ke negeri Tirai Bambu itu mencapai sebesar 50.902 dolar AS. Sebelumnya permintaan tuna loin dari China hanya dalam jumlah kecil sekitar 10 kilogram yang diekspor pada Maret 2018.
"Biasanya yang sedikit itu untuk sampel, jika sesuai kebutuhan negara pembeli maka selanjutnya yang diminta lebih banyak," katanya dan menambahkan China juga meminta komoditi ikan cakalang dari provinsi itu dalam masih dalam jumlah kecil sekitar 30 kilogram.
Pihaknya juga mencatat komoditi perikanan yang sebelumnya diminati China yakni gurita beku dengan jumlah yang diekspor pada Februari lalu sebanyak 15,8 ton.
Baca juga: Ekspor Cakalang ke Australia 1,4 ton
Baca juga: Ekspor ikan kering ke Timor Leste meningkat
Ia menjelaskan, selain China, permintaan ekspor tuna loin juga datang dari Jepang sebanyak 12,5 ton dan Brunai Darussalam 200 kilogram. Tuna loin, merupakan salah satu komoditi perikanan yang dominan diekspor pada Mei 2018, selain cakalang beku dan asap, ikan kering, dan lencam beku.
Sejumlah negara tujuan ekspor di antaranya, China, Jepang, Brunei Darussalam, Timor Leste dan Filipina. "Semuanya diekspor melalui jalur laut dengan transit di Surabaya, kecuali ke Timor Leste yang melewati jalur darat karena hanya berbatasan wilayah langsung dengan NTT," katanya.
NTT ekspor 10 ton tuna ke China
Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang mencatat jumlah komoditi ikan tuna loin dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diekspor ke China pada Mei 2018 sekitar 10 ton lebih.